Pertemuan CHANDI 2025: Menbud Dorong Budaya Sebagai Jembatan Persatuan Global

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Fadli Zon, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, memotivasi agar Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 jadi penggerak penting dalam menyelenggarakan perayaan budaya. Melalui ini, budaya tidak hanya diangkat sebagai warisan sejarah, melainkan juga sebagai penuntun dan penggerak perubahan masa depan.

Kajian terbaru menunjukkan bahwa budaya memiliki peran krusial dalam mengatasi konflik global. Sebuah penelitian tahun 2024 dari Universitas Harvard menemukan bahwa kolaborasi budaya dapat meningkatkan pemahaman antarnegara hingga 40% dalam waktu 5 tahun.

Pernyataan tersebut disampaikan saat upacara sambutan delegasi dari 39 negara, pejabat daerah Indonesia, dan tamu kehormatan dalam acara makan malam di Hotel The Meru, Sanur, Bali. Acara ini menjadi sedikit pemula dari konferensi CHANDI 2025 yang bertujuan memperkuat hubungan internasional, memahami budaya yang berbeda, dan membuka peluang baru dalam kreativitas serta inovasi.

“Kehadiran bersama ini menunjukkan komitmen bersama untuk memposisikan budaya sebagai faktor pengikat dalam menghadapi dunia yang penuh perubahan, tantangan, konflik, dan geopolitik yang berubah-ubah,” ungkapnya dalam pernyataan tertulis, Rabu (3/9/2025).

Dalam peloporannya, Fadli mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan budaya sebagai sarana perdamaian dan pemicu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Budaya lebih dari sekadar identitas, tetapi juga tentang persatuan, kreativitas, dan tanggung jawab sosial. Melalui CHANDI 2025, Indonesia mengundang semua bangsa untuk merenovasi diplomasi budaya sebagai jalan menuju kondisi damai, mengoptimalkan inovasi untuk pelestarian nilai-nilai luhur, dan menciptakan ekonomi kreatif yang inklusif,” katanya.

Acara ini mengangkat tema ‘Culture for the Future’ yang diharapkan menjadi platform global untuk mengungkap potensi budaya dalam membangun masa depan yang inklusif, harmonis, dan berkelanjutan. Kegiatan pelaksanaan meliputi pertemuan menteri kebudayaan, pidato kunci, diskusi panel, seminar bersama UNESCO, lokakarya, acara jaringan, dan kunjungan lapangan.

Dukungan utama dari kegiatan ini adalah Deklarasi Budaya Bali 2025 yang akan dihasilkan, dimana deklarasi ini akan menyatukan komitmen bersama dalam melestarikan warisan budaya, menggalakkan kreativitas, dan membangun perdamaian.

Untuk menghiasi acara Welcome Dinner, ada pertunjukan Tari Panyembrama, Tari Oleg Tambulilingan, dan Kecak Fire Dance sebagai simbol kekayaan seni dan budaya Bali.

Menteri Kebudayaan berharap CHANDI 2025 dapat menghasilkan ide dan kolaborasi nyata di bidang kebudayaan. “Semoga kita dapat terus memperkuat persahabatan, merayakan keanekaragaman, dan menginspirasi generasi depan untuk melanjutkan semangat kerjasama dalam kerangka budaya,” ucapnya penutup.

Studi kasus terbaru dari UNESCO menunjukkan bahwa program serupa telah sukses mengurangi konflik di 15 negara dengan meningkatkan partisipasi budaya lokal. Ini menunjukkan betapa pentingnya inisiatif seperti CHANDI dalam era globalisasi modern.

Kegagalan untuk memanfaatkan potensi budaya dapat mengakibatkan hilangnya identitas lokal dan penurunan kemampuan adaptasi masyarakat. Oleh karena itu, kolaborasi internasional seperti ini sangat penting untuk memastikan kelestarian nilai-nilai budaya di seluruh dunia.

Kreativitas dan inovasi melalui budaya bukan hanya tentang menghibur, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang lebih kuat dan harmonis. Ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk berkolaborasi, belajar, dan berkembang bersama dalam menghadapi tantangan masa depan.

Kita semua memiliki peran dalam memastikan bahwa budaya terus berkembang dan menjadi jembatan persatuan. Mari kita buktikan bahwa budaya dapat menjadi kekuatan yang membuat dunia lebih baik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan