Kawasan Kompleks Olahraga Dadaha di Tasikmalaya terus menjadi perhatian karena aktivitas pedagang kaki lima (PKL) yang menumpuk di trotoar, meski sudah beberapa kali diberi teguran oleh petugas. Sedangkan fasilitas yang telah disiapkan pemerintah, yakni Shelter PKL, tetap kosong dan tidak dimanfaatkan.
H Apep Yosa Firmansyah, sebagai Pelaksana Tugas Kepala Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya, menjelaskan bahwa Pemkot tidak mengabaikan masalah ini. Mereka sudah merencanakan penataan untuk PKL, tidak hanya di Dadaha, tetapi juga di HZ Mustofa–Cihideung, alun-alun, dan berbagai titik keramaian lainnya. Namun, pengimplementasiannya masih tertunda karena perlu adanya regulasi hukum yang mendukung.
Konsep penataan yang diajukan melibatkan pendekatan invenstarisir aset dengan menggunakan Kartu Inventaris Barang (KIB). Dengan demikian, setiap wilayah akan dikelola sesuai dengan bidangnya. Misalnya, Dadaha akan dikoordinasikan oleh Disporabudpar, sementara taman kota akan diurus oleh Disperwaskim. Semua rencana telah disusun, tinggal diproses menjadi Perda bersama DPRD.
Tentang ide pengelolaan Dadaha melalui kerjasama dengan pihak ketiga, Apep mengaku belum bisa memberikan keterangan lebih, karena permasalahan ini masih membutuhkan diskusi lebih lanjut dengan instansi terkait.
Sementara itu, Hanafi, Asisten Daerah II Kota Tasikmalaya yang memimpin Tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL, menyatakan belum ada tindakan konkret dalam waktu dekat. Menurutnya, masih perlu pemantauan lebih lanjut terhadap kondisi daerah sebelum langkah selanjutnya diambil.
Deddy Mulyana, Kepala Disporabudpar Kota Tasikmalaya, belum dapat dihubungi untuk memberikan keterangan saat berita ini ditulis. Sebelumnya, masyarakat telah menginginkan penataan ulang PKL di Dadaha, karena kegiatan jual-beli yang padat di kawasan ini sering menyebabkan kemacetan, terutama di sepanjang jalan utama.
Yudi Mulyadi, Pelaksana Tugas Kepala UPTD Dadaha, mengaku masalah penataan PKL bukan hal baru. Kompleks olahraga dan rekreasi ini, yang menjadi ikon Kota Tasikmalaya, kerap ramai dengan para pedagang, terutama pada sore hari dan akhir pekan.
Belum ada rencana penataan yang dapat segera diimplementasikan, tetapi pemerintah daerah siap untuk meningkatkan pemantauan dan koordinasi. Solusi yang tepat perlu dibentuk agar PKL dapat beroperasi tanpa mengganggu aktivitas umum.
Kutipan yang relevan dari artikel menunjukkan bahwa pengelolaan PKL memerlukan pendekatan yang lebih struktural. Dengan adanya regulasi yang jelas, diharapkan bisa mengatur penempatan pedagang secara terencana. Masyarakat juga diharapkan bisa memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan agar kawasan Dadaha tetap nyaman dan aman untuk dikunjungi.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.