Pemerintah Menyatakan Beberapa Wilayah di Indonesia Potensial untuk Membudidayakan Gandum

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah telah merencanakan upaya untuk mengurangi impor gandum. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah memberitahu bahwa impor gandum di Indonesia telah mencapai volume yang cukup besar, yakni 12 juta ton. Langkah ini menjadi prioritas karena adanya kecenderungan peningkatan impor secara terus-menerus. Menurut Amran, beberapa daerah di Indonesia memiliki potensi yang signifikan untuk memproduksi gandum.

Dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (3/9/2025), Amran menjelaskan bahwa mereka telah melakukan pengecekan di berbagai wilayah di Indonesia. “Impor gandum, sudah mencapai 12 juta ton. Kami telah melakukan penilaian di seluruh Indonesia. Kami mengunjungi Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Barat yang memiliki potensi lahan sekitar 1 juta hektar dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Hasilnya, di wilayah tersebut sudah dilakukan percobaan, serta di Sulawesi Selatan yang menghasilkan produksi 5 ton,” katanya.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, Indonesia akan mempelajari pengalaman dari negara lain, khususnya Australia dan Yordania. Amran mengatakan bahwa Kementerian Pertanian telah menerima delegasi dari kedua negara tersebut untuk menjalin kerjasama dan mempelajari teknologi produksi gandum. “Kami juga telah mengirim delegasi ke Australia, dan menerima delegasi dari Yordania. Brasil saat ini sudah menanam gandum dengan hasil produksi mencapai 9 ton per hektar, padahal kami memiliki iklim yang sama,” jelasnya.

Amran berharap Indonesia dapat meningkatkan produksi gandum hingga 3.000 ton. “Selain itu, ada ahli dari Yordania yang datang khusus untuk membimbing kita. Jika dapat diterapkan di Indonesia, kami akan mencoba skala produksi yang lebih besar,” tambahnya.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa Indonesia masih merupakan salah satu negara dengan impor gandum terbesar di dunia. Peningkatan produksi lokal gandum dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor dan meningkatkan keamanan pangan. Studi kasus di Brasil menunjukkan bahwa dengan teknologi dan manajemen yang tepat, produksi gandum dapat signifikan di daerah tropis.

Analisis unik dan simplifikasi menunjukkan bahwa salah satu kendala utama produksi gandum di Indonesia adalah keterbatasan lahan dan pengetahuan teknis. Namun, dengan belajar dari negara-negara seperti Australia dan Yordania, serta investasi pada penelitian dan pengembangan, potensi produksi gandum di Indonesia dapat dimaksimalkan.

Membangun industri gandum lokal bukan hanya tentang mengurangi impor, tetapi juga tentang mengembangkan industri pangan yang lebih berkelanjutan. Dengan dukungan teknologi dan kerja sama internasional, Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi pemain penting dalam produksi gandum di wilayah Asia. Semangat untuk mengembangkan sektor pertanian ini tidak hanya akan memperkuat perekonomian, tetapi juga menjamin keberlanjutan pangan bagi generasi masa depan.

Inovasi dalam produksi gandum bukan hanya tentang kuantitas, tetapi juga kualitas. Dengan mengambil contoh yang baik dari negara-negara lain, Indonesia dapat mengembangkan varietas gandum yang lebih tahan terhadap cuaca dan penyakit. Hal ini akan tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga menjamin ketersediaan beras dan makanan berbasis gandum pada level yang lebih tinggi. Mari kita dukung upaya ini untuk menuju keberlanjutan dan kemandirian pangan negara.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan