Menperin Membuka Suara Terkait PHK di Industri Komponen Akibat Penurunan Penjualan Mobil

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan keprihatinannya mengenai gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di industri komponen kendaraan. Hal ini tercermin dari penurunan penjualan mobil, seperti yang disampaikan oleh Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM).

Menurut Agus, adanya penurunan penjualan mobil dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun, ia tetap menegaskan bahwa dirinya telah meminta pihak-pihak industri otomotif untuk tidak melakukan PHK. “Saya selalu memohon agar tidak ada pemutusan hubungan kerja. Tidak boleh ada PHK, meskipun saat ini kita menghadapi situasi yang menantang. Akan tetapi, saya meminta agar tidak dilakukan PHK,” ujarnya saat ditemui di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2025).

Di tengah penurunan penjualan mobil, Agus meninggalkan pelaku industri yang belum melakukan PHK. Ia mengucapkan terima kasih kepada para pelaku usaha di sektor manufaktur yang, meski penjualannya telah menurun, tetap tidak melakukan PHK.

Di sisi lain, Agus mengungkapkan bahwa ekspor industri otomotif justru naik. Ia terus mendorong perluasan pasar serta peningkatan investasi dan produksi di Indonesia. Namun, ia menjelaskan bahwa keputusan tersebut tidak dapat diambil oleh kantor cabang di Indonesia, melainkan oleh induk perusahaan di negara asal investor. Misalnya, jika perusahaan otomotif berasal dari Jepang, maka kebijakan tersebut akan ditentukan di Jepang.

Agus juga menambahkan bahwa dalam statistik selama masa jabatannya sebagai menteri, ekspansi pasar global menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Pasar global tidak bisa ditentukan oleh kantor di Indonesia, melainkan oleh markas besar perusahaan asal. “Misalnya, jika perusahaan Jepang ingin membuka atau mengizinkan produk dari Indonesia masuk ke pasar yang lebih luas, mereka harus memberikan izin dari Jepang,” katanya.

Sebelumnya, Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal GIAMM, menyebutkan bahwa pemutusan hubungan kerja berkisar antara 3% hingga 24% dari total tenaga kerja perusahaan. Saat ini, GIAMM memiliki anggota sebanyak 250 perusahaan komponen, mulai dari skala kecil hingga semi padat karya. “Berdasarkan informasi anggota, pengurangan karyawan sudah dimulai sejak pertengahan 2024. Per Juli 2025, pengurangan tenaga kerja bervariasi antara 3% hingga 23%, tergantung jenis perusahaan,” kata Rachmat, seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Data distribusi pabrik ke dealer (wholesales) dari Gaikindo menunjukkan bahwa jumlah kendaraan yang terdistribusi sepanjang Januari-Juli 2025 mencapai 435.390 unit. Angka ini menurun 10,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa sektor otomotif sedang menghadapi tantangan signifikan, terutama dalam hal penjualan dan kepemilikan tenaga kerja. Namun, upaya pemerintah dan industri untuk menjaga stabilitas pekerjaan menunjukkan komitmen dalam menghadapi krisis. Melalui kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri, diharapkan dapat ditemukan solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi penurunan pasar dan mempertahankan kesejahteraan pekerja.

Kondisi saat ini mengingatkan kita bahwa resiliensi dan adaptasi adalah kunci dalam menghadapi perubahan ekonomi. Dengan dukungan yang tepat, industri otomotif dapat melintasi fase sulit ini dan terus berkembang.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page