Menag Meminta Maaf Terhadap Ucapan Kontroversial tentang Guru yang Viral

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, memberikan penjelasan dan meminta maaf atas pernyataannya yang sebelumnya viralis di media sosial. Ucapannya yang menyebutkan “kalau mau cari uang jangan jadi guru, jadi pedaganglah” telah menuai banyak reaksi. Dalam keterangan pers, Nasaruddin menegaskan bahwa tidak ada niat untuk merendahkan profesi guru. Dia mengaku sadar kalau pernyataannya dapat dipahami salah dan melukai perasaan banyak guru.

Menurut Nasaruddin, sepanjang hidupnya, dirinya telah berdedikasi di dunia pendidikan, baik di ruang kelas, mendidik mahasiswa, hingga menulis dan membimbing. Oleh karena itu, dia memahami dengan baik bahwa guru memerlukan kesejahteraan yang memadai. Menteri ini juga menggarisbawahi komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru. Sebagai contoh, terdapat 227.147 guru non-PNS yang menerima kenaikan tunjangan profesi.

Sebelumnya, tunjangan untuk guru berjumlah Rp 1,5 juta per bulan, tetapi sekarang telah ditambah Rp 500 ribu. Selain itu, lebih dari 102 ribu guru madrasah dan guru pendidikan agama sedang mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan. Jika dihitung, seluruh tahun 2025, jumlah guru yang terlibat dalam program ini mencapai 206.411. Angka ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun 2024, ketika hanya 29.933 guru yang terdaftar dalam PPG.

PPG menjadi syarat utama untuk menerima Tunjangan Profesi Guru (TPG). Menurut Nasaruddin, Kementerian Agama juga telah mengangkat 52 ribu guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Keputusan ini merupakan bentuk perhatian negara terhadap peningkatan kesejahteraan dan kapasitas para guru. Dalam pandangannya, menjadi guru bukan hanya pekerjaan, melainkan memerlukan panggilan jiwa.

Pernyataan awal Nasaruddin yang viralis di media sosial mengatakan bahwa guru memiliki misi mulia untuk mencerdaskan masyarakat, bukan hanya mencari keuntungan finansial. Dia juga menekankan bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang paling mulia karena memberikan manfaat jangka panjang, seperti amal jariyah. Menurutnya, kegiatan mengajar lebih berharga dari sekadar membangun masjid.

Pernyataan itu mengundang berbagai reaksi, namun Nasaruddin tetap menegaskan niat positifnya dalam mendorong pengembangan profesi guru di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa pemerintah terus berusaha meningkatkan status dan kondisi para pendidik dalam negeri.

Guru memainkan peran sangat penting dalam membentuk generasi masa depan. Dengan dukungan yang lebih baik, mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pendidikan dan perkembangan negara. Peningkatan kesejahteraan guru tidak hanya tentang keuangan, tetapi juga tentang pengakuan dan dukungan yang layak. Marilah kita menghargai para guru yang telah berjuang untuk membangun masa depan bangsa dengan dedikasi dan semangat yang luar biasa.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan