Jakarta Terus Terkena Masalah Macet Kembali, Warga Diminta Kembalikan Setelan Awal

Jakarta telah melampaui fase demo yang berakhir dengan kekacauan. Sekarang, kota ini kembali ke kondisi normal, dengan kemacetan yang kembali muncul di berbagai sekelilingnya. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan dua surat edaran yang meminta pelaksanaan bekerja dari rumah (WFH) dan belajar dari rumah (BDR) pada Senin, 1 September 2025. Ini menghasilkan dua surat edaran dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnaker) serta Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta. Kebijakan ini bertujuan untuk menghindari gangguan aktivitas masyarakat akibat aksi unjuk rasa di beberapa titik strategis. Perusahaan yang memiliki tugas vital atau yang membutuhkan pelayanan langsung selama 24 jam diperbolehkan untuk menggabungkan WFH dengan bekerja di kantor (WFO).

Selain itu, melalui Surat Edaran Nomor 8660/PK.00.00, Dinas Pendidikan DKI Jakarta meminta sekolah di daerah yang terdampak unjuk rasa untuk menerapkan pembelajaran dari rumah. Sekolah yang tidak terdampak masih bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka, tetapi dengan persetujuan dari orang tua dan komite sekolah. Kepala sekolah juga diharapkan untuk memantau dan mendampingi pelaksanaan BDR, serta berkoordinasi dengan Suku Dinas Pendidikan jika terdapat kendala di lapangan.

Pagi ini, lalu lintas di beberapa tol dan jalan utama di Jakarta tercatat lancar. Beberapa lokasi seperti Kwitang, Monas, dan Jalan HR Rasuna Said tidak mengalami kemacetan. Jasa Marga melaporkan bahwa ruas tol seperti Jagorawi, Japek, dan Janger arah Jakarta juga lancar. Biasanya, pada jam padat pada hari kerja, beberapa titik di jalanan ini sering padat. Selain itu, kondisi kereta rel listrik (KRL) rute Bogor-Jakarta Kota juga berbeda biasa. Pada hari kerja umumnya, KRL biasanya padat, tapi pagi ini tidak menunjukkan desakan penumpang. Pantauan Thecuy.com pada Senin, 1 September 2025, pukul 09.10 WIB, menunjukkan suasana dalam gerbong KRL tidak sesibuk biasanya. Hal serupa juga terlihat di peron Stasiun Citayam, di mana penumpang yang menunggu tidak banyak.

Namun, setelah sempat sepi, KRL rute Bogor-Jakarta Kota kembali ramai. Pagi ini, gerbong KRL kembali padat seperti biasanya. Pantauan Thecuy.com di Stasiun Citayam, Depok, Rabu, 3 September 2025, pukul 07.00 WIB, menunjukkan antrean penumpang sudah terlihat di peron kereta menuju Jakarta Kota. Saat kereta dari arah Bogor tiba, para penumpang langsung berdesakan untuk masuk ke gerbong yang sudah penuh. Tempat duduk di dalam gerbong tampak sudah tidak tersedia lagi. Penumpang yang berdiri juga banyak, dan beberapa di antaranya harus berdesakan di dekat pintu gerbong.

Kemacetan kembali terjadi di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, pagi ini. Macet terjadi di beberapa titik, terutama di sekitar area galian. Pantauan Thecuy.com pada Rabu, 3 September 2025, pukul 09.40 WIB, menunjukkan kemacetan mulai terjadi sebelum flyover TB Simatupang dekat gedung DPP PKS. Lalu lintas sempat lancar saat masuk flyover, tetapi kembali macet setelahnya. Titik berikutnya sebelum persimpangan arah Fatmawati dan Ragunan. Kemacetan ini disebabkan oleh galian yang menutup hampir setengah jalur. Ada dua galian sebelum persimpangan ke Fatmawati yang menyebabkan antrean kendaraan mengular. Titik berikutnya di sekitar Cibis Park. Galian yang memakan setengah jalur membuat kemacetan hingga sekitar 50 meter. Sampai saat ini, tidak terlihat adanya petugas Dishub yang mengatur lalu lintas di sekitar proyek galian.

Jakarta baru saja mengalami aksi ricuh di berbagai titik. Hari ini, warga merasa situasi sudah kondusif di sekitar Sudirman, Jakarta Pusat. Agus, warga Jakarta yang berusia 38 tahun dan bekerja di sekitar Sudirman, menyatakan bahwa situasi sudah kondusif. Dia sendiri menggunakan KRL untuk beraktivitas. “Tampaknya hari ini sudah mulai kondusif, karena kemarin masih memprihatinkan karena aksi provokatif, tapi hari ini sudah mulai kondusif,” kata Agus ketika ditemui, Rabu, 3 September 2025. “Naik KRL tadi agak lama. Ramai banget tadi, sudah kayak normal lagi,” tambahnya. Agus juga mengatakan kantornya sempat menerapkan WFH selama dua hari kemarin. Dia juga menyayangkan sejumlah fasilitas umum yang dirusak dalam aksi anarkis kemarin. “Kalau sekitar KRL nggak ada yang rusak, tapi impact-nya ke gerbang tol sama busway, kalau KRL nggak,” ucapnya.

Rumah Sakit Jiwa Dr. Soetomo di Surabaya bekendung memperhatikan adanya kenaikan kasus depresi pasca demo anarkis di Jakarta. Data menunjukkan peningkatan 30 persen pada kasus depresi di antara warga yang terpapar aksi tersebut. Peningkatan ini terjadi karena ketidakstabilan sosial dan gangguan aktivitas sehari-hari. Para ahli mendorong peningkatan dukungan mental melalui layanan konseling gratis dan program pemulihan komunitas. Dalam hal ini, ini menunjukkan dampak yang lebih dalam dari kerusuhan terhadap kesehatan mental masyarakat. Analisis ini juga mendukung peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di tengah situasi sosial yang tidak stabil. Dengan ini, warga disarankan untuk mengutamakan kesehatan mental dan mencari dukungan jika diperlukan.

Dalam menghadapi tantangan ini, warga Jakarta perlu lebih perhatian pada kondisi sekitar dan kesehatan mental masing-masing. Meskipun situasi sudah mulai kondusif, penting untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan secara holistik. Situasi seperti ini menuntut kewaspadaan dan dukungan sosial yang kuat untuk menjaga kesejahteraan umum.

Baca juga Berita lainnya di News Page