IHSG Naik Dipacu Oleh Kenaikan Saham Perbankan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pada hari Selasa (2/9/2025), IHSG kembali menunjukkan kenaikan setelah tertekan oleh sentimen aksi demonstrasi di beberapa daerah pada pekan sebelumnya. Pada awal trading, indeks ini naik ke level 7.825, didorong oleh performa kuat sektor perbankan, terutama dari bank milik negara.

Sektor finansial mencatat kenaikan sebesar 1,06% pada awal perdagangan, dengan saham bank-bank negara menjadi pemimpin penggerak. Misalnya, saham BNI (BBNI) melonjak 2,31%, mencapai harga Rp 4.420 per lembar dengan volume transaksi sebanyak 2,9 juta saham dan nilai transaksi Rp 17 miliar.

Sementara itu, saham BRI (BBRI) juga menguat 1,51%, dicatat pada harga Rp 4.040 per lembar. Volume transaksi mencapai 28,8 juta lembar dengan nilai transaksi sebesar Rp 115,9 miliar. Untuk Bank Mandiri (BMRI), sahamnya naik 1,09% menjadi Rp 4.650 per lembar, dengan volume transaksi 29,6 juta lembar dan nilai transaksi Rp 137,7 miliar.

Selain bank milik negara, BCA (BBCA) juga ikut naik 0,94%, mencapai harga Rp 8.075 per lembar. Volume transaksi BCA mencapai 30,1 juta lembar dengan nilai transaksi Rp 244 miliar.

Pada pukul 9.07 WIB, IHSG tercatat naik 1,15% atau 89,18 poin, dari level pembukaan 7.771,33 menjadi 7.825,24. Dalam rentang waktu tersebut, indeks ini mencapai titik tertinggi 7.831,09 dan terendah 7.771,33. Volume transaksi IHSG pada awal perdagangan mencapai 2,84 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,37 triliun, serta frekuensi transaksi sebanyak 137.844 kali.

M. Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, menyebut pelaku pasar masih memantau peran pemerintah dalam mempertahankan stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. “Jika kondisi tersebut menjadi kondusif, pertumbuhan ekonomi bisa tercapai, dan potensi buy on dip akan muncul,” katanya.

Sementara itu, investasi asing masih mempertimbangkan resesi potensial di Amerika Serikat, dengan peluang sebesar 50% dalam delapan kuartal mendatang. Hal ini diyakini akan mendorong Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada September 2025. Di lain sisi, harga minyak Brent naik 1% pada hari Senin, karena kekhawatiran gangguan pasokan akibat serangan udara di Rusia dan Ukraina, serta pelemahan dolar AS.

Setiap investor harus selalu memperhatikan kondisi pasar, baik internal maupun eksternal, untuk mengambil keputusan yang lebih bijak. Stabilitas politik dan keamanan domestik, serta pergerakan ekonomi global, terus menjadi faktor kunci dalam menentukan tren pasar saham. Dengan pemantauan yang cermat, peluaku pasar dapat mengeksploitasi peluang yang muncul, terutama dalam kondisi yang fluida seperti ini.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan