Domino’s Pizza Enterprises (DPE), perusahaan waralaba pizza asal Australia, sekenanya sedang menghadapi tantangan finansial. Dalam semester I-2025, perusahaan ini mencatat kerugian sebesar 3,7 juta dolar Australia, yang setara dengan Rp 39,59 miliar. Hal ini sangat kontras dengan laba yang mereka rakam sebelumnya, yaitu 96 juta dolar Australia atau sekitar Rp 1,03 triliun.
Untuk meringankan beban finansial, DPE mengambil langkah drastis dengan mengurangi dividen dan menutup ratusan gerainya. Jack Cowin, miliarder dan pemegang saham utama Domino’s Pizza, mengungkapkan bahwa langkah-langkah ini diambil untuk membuat perusahaan lebih efisien. “Kami berusaha membuat Domino’s menjadi bisnis yang lebih streamlined dan efisien,” ujar Cowin, saat dikutip dari Business Time pada Rabu (3/9/2025).
Meski demikian, Cowin yang berusia 83 tahun, harus kembali berperan aktif sebagai chairman sementara. Data menunjukkan bahwa lebih dari 200 gerai, sebagian besar di Jepang, telah ditutup sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan kinerja keuangan.
Investor mulai tidak sabar dengan kinerja perusahaan ini. Mark van Dyck, CEO yang sebelumnya memimpin, dinilai lamban dalam mengambil tindakan. Akibatnya, ia memilih untuk mundur. Romano Sala Tenna dari Katana Asset Management mengungkapkan keprihatinannya: “Investor sudah kehilangan keduldanan, dan yang tersisa akan kehilangan kesabaran jika tidak ada perubahan cepat.”
Salah satu masalah utama yang dihadapi DPE adalah penurunan pendapatan di beberapa daerah. Data menunjukkan penurunan penjualan sebesar 7,1% di Asia, 6,9% di Eropa, dan 5,2% di Australia-Selandia Baru. Lebih jauh, penjualan di Jepang dan Prancis menjadi titik sorotan utama.
Josh Gilbert, analis pasar di eToro, mengamati bahwa pergantian pimpinan yang sering membuat arah perusahaan menjadi kabur, dan ini mempengaruhi kepercayaan investor terhadap visi jangka panjang. Di tengah persaingan yang ketat dengan platform pesan-antar dan pemain baru, DPE berfokus pada pengelolaan biaya IT yang dianggap tidak efisien.
Cowin tetap optimis, menegaskan bahwa dasar-dasar bisnis makanan cepat saji tidak berubah. “Saya sering ditanya apakakah kebiasaan makan konsumen berubah. Jawabanku: tidak banyak,” ucapnya.
Pertumbuhan bisnis tidak selamanya linear, dan Domino’s saat ini menghadapi tantangan yang menguji ketahanan dan kreativitas mereka. Dalam dunia usaha yang terus berubah, kesiapan untuk beradaptasi dan inovasi menjadi kunci kesuksesan.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.