AS Ancaman NYA untuk Mengendalikan Gaza Sepanjang 10 Tahun

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Amerika Serikat (AS) berniat mengatur wilayah Gaza, Palestina, selama sepuluh tahun. Hal ini langsung mendapat protes dari berbagai pihak. Berdasarkan laporan kantor berita AFP pada Selasa (2/9/2025), Hamas menyampaikan kecaman terhadap rencana yang sedang dilakukan oleh Presiden Donald Trump. Rencana ini menyangkut pengambilan alih Gaza oleh AS dan pindahan penduduk di sana.

Sebelumnya, media Amerika Serikat, The Washington Post, melaporkan pada hari Minggu kemarin. Gedung Putih sedang mempertimbangkan rencana untuk menyatukan Gaza sebagai wilayah perwalian Amerika Serikat minimal sepuluh tahun.

Rencana tersebut memunculkan ide untuk mengubah wilayah Gaza menjadi tempat wisata dan pusat teknologi maju. Ini didasarkan pada dokumen prospektus yang terdiri dari 38 halaman yang diutip oleh surat kabar tersebut.

Keputusan ini juga mempertimbangkan pemindahan sementara seluruh penduduk Gaza. Pemindahan ini bisa dilakukan secara sukarela ke negara lain atau ke daerah aman khusus dalam wilayah tersebut.

Anggota biro politik Hamas, Bassem Naim, mengecam proposal itu dengan tegas. Menurutnya, “Gaza tidak boleh dijual.” Ia menguatkan bahwa Gaza adalah bagian dari tanah air Palestina yang lebih luas.

Gagasan Presiden Trump ini mulai disampaikan sejak Februari lalu. Ia mengusulkan Gaza untuk menjadi “Riviera Timur Tengah” setelah pemindahan penduduk Palestina dan pengawasan oleh Amerika Serikat.

Rencana ini juga menuai protes keras dari berbagai negara Arab, termasuk warga Palestina sendiri. Mereka menganggap upaya mengusir penduduk Palestina dari tanah mereka sebagai pengingat Nakba, yaitu pemindahan massal warga Palestina pada pembentukan Israel tahun 1948.

Seorang pejabat Hamas yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan kepada AFP. Mereka menolak semua proposal yang mengabaikan rakyat Palestina dan mempertahankan penguasa asing di tanah mereka. Menurut mereka, proposal ini tidak berarti dan tidak adil. Selain itu, mereka juga menyebut tidak ada detail inisiatif yang disampaikan kepada Hamas.

Data Riset Terbaru:
Sekitar 60% warga Palestina menolak rencana pemindahan tersebut, menurut survei terbaru oleh Pusat Penelitian Palestina (2025). Selain itu, analisis geopolitik menunjukkan bahwa rencana seperti ini bisa menambah ketegangan di Timur Tengah.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Rencana AS untuk mengelola Gaza selama sepuluh tahun bukan hanya tentang ekonomi atau teknologi. Ini juga berdampak besar pada stabilitas politik di kawasan tersebut. Pembentukan “Riviera Timur Tengah” bisa menjadi impian, tetapi harus melalui dialog dengan semua pihak, terutama warga Palestina.

Pemindahan penduduk tidak bisa diambil secara sepihak tanpa persetujuan mereka. Hal ini akan memperparah konflik yang sudah berkepanjangan di Gaza. Solusi jangka panjang harus mencakup kedaulatan Palestina dan perdamaian yang berkeadilan.

Kesimpulan:
Masalah Gaza lebih kompleks dari sekadar pembangunan pariwisata atau teknologi. Solusinya harus melibatkan dialog, penuh hormat, dan jaminan kedaulatan bagi rakyat Palestina. Hanya dengan demikian, stabilitas dan perdamaian bisa terwujud di wilayah itu.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan