Ojol Umar Amarudin: Pingsan dan Sadar di Rumah Sakit

Moch. Umar Amarudin, seorang pengemudi ojek online berusia 32 tahun, yang mengalami luka akibat kericuhan di Petamburan, telah kembali ke desa Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat. Sebelumnya, ia sempat diperawat di Rumah Sakit Pelni Jakarta.

Kedatangan Umar di rumahnya pada Senin malam (1/9/2025) disambut oleh Bupati Sukabumi Asep Japar, Kepala Polres Sukabumi AKBP Samian, dan Dandim 0622 Kabupaten Sukabumi Letkol Kav Andhi Ardana. Tim utusan Bupati langsung menjemput Umar dari Jakarta dan mengantarkannya ke Cikidang.

Dalam wawancara dengan wartawan, Umar menggambarkan pengalaman menyedihkan saat menjadi korban dugaan kekerasan di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Kamis malam (28/8/2025). Ia mengakui tidak menyangka bahwa pekerjaannya mengantar pesanan bisa berakhir dengan pengalaman yang mengejutkan.

“Saya sedang mengantar orderan ketika kejadian itu terjadi. Sekitar pukul 18.00 WIB, saya baru selesai salat di masjid. Setelah salat, ternyata ada demonstasi berlangsung di dekat masjid tempat saya sholat. Saat keluar, karena sebagai pengemudi ojek, pasti akan terlibat jika ada kerusuhan atau kecelakaan. Saya melihat banyak gas air mata di sekitar,” kata Umar, seperti dilansir detikJabar, Selasa (2/9/2025).

Umar menjelaskan bahwa jaraknya dengan kerumunan pendemo cukup jauh. Namun, ketika pembubaran terjadi, gas air mata menyebar ke arah tempat dia berdiri. “Saya terkena gas air mata meskipun posisi saya jauh dari pendemo. Setelah itu, saya ditolong polisi, tapi mereka justru memukul saya. Saya langsung menjawab, ‘Pak, saya pengemudi ojek online, bukan pendemo, saya warga biasa.’ Tetapi mereka terus memukul saya,” ungkapnya dengan suara gementar.

Ia mencoba melarikan diri, tetapi justru dihajar lagi. “Saya lari bukan untuk menghindar, tetapi setelah lari, saya kembali dihajar. Tiba-tiba polisi menanyakan, ‘Kenapa kamu lari?’ Kemudian saya dihajar lagi oleh mereka. Akhirnya saya pingsan dan sadar di rumah sakit,” ceritanya.

Akibat insiden tersebut, Umar mengalami luka di kepala, tangan, dan retakan di dada. Meskipun dokter menyatakan kondisinya stabil, pemulihannya membutuhkan waktu lebih lama. “Saya luka di kepala, tangan, dan dada bagian depan retak, tetapi dokter bilang tidak kritis. Cuma perawatan rumah saja, karena obat dan peralatan sudah lengkap. Tanggal 9 akan saya cek lagi ke RS Pelni karena dokter khusus.”

Data riset terbaru menunjukkan bahwa insiden kekerasan terhadap pekerja gig ekonomi, seperti pengemudi ojek online, semakin meningkat. Studi menunjukkan bahwa 40% pengemudi ojek pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual dalam setahun terakhir. Ini menunjukkan kebutuhan akan perlindungan hukum yang lebih kuat bagi kelompok pekerja ini.

Studi kasus dari kasus Umar juga mengungkapkan betapa pentingnya adanya pelatihan tentang tanggung jawab dalam penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan saat menghadapi kerumunan. Infografis dari Organisasi Pekerja Gig Ekonomi menunjukkan bahwa 65% pengemudi ojek merasa tidak aman saat bekerja, terutama selama demonstrasi atau kerusuhan.

Setiap pengalaman seperti ini mengingatkan kita betapa pentingnya kesadaran kolektif tentang hak-hak pekerja gig ekonomi. Mereka bukan hanya bagian dari sistem transportasi, tetapi juga anggota masyarakat yang harus dilindungi. Kerja sama antara pemerintah, polisi, dan masyarakat perlu diperkuat agar insiden seperti ini tidak terjadi lagi.

Baca juga Berita lainnya di News Page