Berkembangnya pengunduran produk udang beku dari Indonesia oleh Amerika Serikat baru-baru ini telah mencuat. Badan Pengawas Obat dan Pangan Amerika Serikat (FDA) merekomendasikan pengembalian produk tersebut akibat deteksi isotop radioaktif Cesium-137 (Cs-137) dalam sampel udang dengan kadar sekitar 68,48 Bq/kg ± 8,25 Bq/kg. Meskipun nilai tersebut masih di bawah ambang intervensi yang ditetapkan FDA, keberadaan zat radioaktif tersebut tetap menjadi ancaman jika dikonsumsi secara terus-menerus dalam jangka panjang. Indun Dewi Puspita, dosen Teknologi Hasil Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM), menekankan bahwa isu ini menjadi perhatian serius bagi semua pihak terkait, termasuk petambak, industri pengolahan, eksporir, hingga pemerintah. Dia juga menegaskan bahwa kasus ini tidak boleh diabaikan karena dampaknya terhadap citra produk perikanan Indonesia di mata dunia. Langkah bersama dari semua sektor diperlukan untuk menjaga kualitas dan keamanan produk.
Menurut penjelasan Indun, zat radioaktif Cs-137 tidak terbentuk secara alami, melainkan berasal dari aktivitas manusia seperti uji coba senjata nuklir atau kebocoran reaktor. Karakteristiknya yang tahan lama memungkinkanzat ini masuk ke dalam rantai pangan melalui air atau lahan tambak yang terkontaminasi, termasuk ke udang. Hal ini menunjukkan bahwa faktor eksternal yang tak terkendali oleh petambak juga dapat memengaruhi kualitas produk. Siklus lingkungan yang kompleks menjadi tantangan besar bagi sektor perikanan karena risiko kontaminasi yang tinggi. Zat radioaktif dapat menyebar ke lingkungan perairan dan mempengaruhi berbagai jenis biota, termasuk udang.
Meskipun kadar Cs-137 yang terdeteksi masih jauh di bawah standar intervensi, otoritas Amerika Serikat tetap melakukan penarikan produk sebagai upaya pencegahan. Kebijakan ini menunjukkan bahwa standar keamanan pangan internasional lebih mengutamakan prinsip pengamanan. Indun menyoroti pentingnya penerapan sistem jaminan mutu dan traesability yang kuat di industri perikanan. Dengan demikian, setiap potensi bahaya dapat dicegah sejak awal sebelum menimbulkan dampak serius.
Paparan terhadap Cs-137 dalam jumlah besar dapat menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, bahkan kematian. Selain itu, bahaya radiasi gamma berenergi tinggi dapat meningkatkan risiko kanker. Paparan internal melalui konsumsi atau inhalasi memungkinkan zat radioaktif tersebut terserap oleh jaringan lunak, terutama otot, yang kemudian dipaparkan terhadap partikel beta dan radiasi gamma, menambah risiko kanker.
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Lingkungan Hidup untuk memantau radiasi di pabrik udang PT BMS. Hasil pengukuran menunjukkan adanya kontaminasi Cs-137 di area pabrik. Selanjutnya, BAPETEN melakukan pemantauan radiasi di wilayah yang lebih luas dan menemukan paparan radiasi yang signifikan di tempat pengumpulan besi bekas. Penyelidikan mengungkap adanya material logam yang diduga mengandung Cs-137. Menurut Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, sumber awal kemungkinan berasal dari peleburan besi dan baja yang terkontaminasi di dekat pabrik produksi udang. Hal ini sedang ditangani secara serius.
Ada indikasi bahwa peleburan besi dan baja yang berdekatan dengan pabrik produksi udang mengandung zat radioaktif. Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bahwa kasus ini sedang ditangani sebagai langkah pencegahan. Keberadaan material logam terkontaminasi di tempat pengumpulan besi bekas telah ditemukan, sehingga perlu upaya lebih lanjut untuk memastikan keamanan lingkungan dan produksi.
Isu kontaminasi radioaktif dalam produk perikanan Indonesia tidak hanya memperlihatkan kompleksitas rantai pangan modern, tetapi juga mengingatkan kita tentang pentingnya vigilansi dalam produksi pangan. Langkah-langkah pencegahan yang tepat dan kolaborasi antar-sektor merupakan kunci untuk menjaga keamanan pangan agar produk lokal tetap dapat bersaing di pasar internasional. Setiap pelaku industri harus berkomitmen untuk mengimplementasikan sistem jaminan mutu yang ketat agar kasus seperti ini dapat dihindari di masa depan.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.