Gangguan Kesehatan Jiwa pada Lansia, dari Demensia hingga Skizofrenia

Populasi global sedang mengalami perkembangan significan dengan semakin banyaknya warga yang mencapai usia lanjut. Di tahun 2020, sekian banyak orang di bumi sudah melewati usia 60 tahun, dan angka ini diprediksi akan melonjak menanjak menjadi 1,4 miliar pada dekade berikutnya. Perkiraan menunjukkan bahwa perbandingan ini akan mencapai satu dari enam penduduk dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan pada tahun 2050, jumlah lansia di planet ini akan berganda menjadi 2,1 miliar. Angka ini mencakup 426 juta individu yang berusia 80 tahun dan lebih, hampir tiga kali lipat dari jumlah saat ini.

Meskipun banyak dari mereka mempertahankan kesehatan yang baik, banyak orang tua yang rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan. Kondisi psikologis ini terbentuk dari kombinasi faktor lingkungan, pengalaman hidup sebelumnya, dan stres terkait dengan proses penuaan.

Dalam usia lanjut, faktor-faktor seperti penurunan kemampuan fisik, hilangnya kemandirian, dan keberadaan masalah kesehatan kronis dapat menyebabkan tekanan mental yang signifikan. Hal ini memengaruhi kualitas hidup dan membutuhkan perhatian khusus.

Demensia adalah kondisi yang melibatkan kerusakan fungsi kognitif. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan berfikir, mengingat, berkomunikasi, dan mengelola emosi. Intervensi dini sangat penting untuk mengelola kondisi ini dengan efektif.

Alzheimer, salah satu bentuk demensia, menyebabkan kerusakan progresif pada sel-sel otak. Saat ini belum ada obat penyembuhan untuk Alzheimer, tetapi berbagai program perawatan tersedia untuk membantu mengelola gejala dan menyesuaikan kehidupan pasien.

Kecemasan pada lansia sering muncul sebagai respon terhadap stres kronis, masalah kesehatan, atau perubahan kehidupan yang signifikan. Gejala seperti ketegangan, ketakutan berlebihan, dan gangguan tidur bisa memengaruhi kualitas hidup.

Fobia sosial juga bisa terjadi pada lansia, bahkan pada mereka yang tidak pernah mengalami masalah sebegitu ketika masih muda. Kondisi ini sering kali menjadi tanda adanya masalah kesehatan mental lain yang lebih mendasar.

Gangguan bipolar, yang dikarakterisasi oleh perubahan drastis dalam mood dan energi, juga bisa terjadi pada usia lanjut. Keluarga sebaiknya segera mendatangkan dukungan medis jika mengetahui tanda-tanda ini.

Gangguan makan tidak hanya terjadi pada remaja, tetapi juga sering ditemukan pada lansia. Hal ini bisa menjadi indikator dari masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan, atau sebagai gejala dari kondisi fisik lainnya.

Skizofrenia dapat muncul pertama kali di usia lanjut atau berlanjut hingga usia lanjut. Selain halusinasi dan delusi, lansia dengan skizofrenia mungkin juga mengalami kecemasan, depresi, dan masalah kognitif seperti kesulitan dalam mengingat.

Masyarakat perlu lebih sadar akan kebutuhan lansia dalam menjaga kesehatan mental. Dengan perhatian dan dukungan yang tepat, kita dapat membantu mereka menghadapi tantangan ini dengan lebih baik.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page