Google kembali menghadirkan inovasi teknologi baru dengan peluncuran Gemini 2.5 Flash, lebih dikenal dengan julukan Nano Banana. Alat AI ini sukses menarik perhatian dunia dengan kemampuannya dalam mengedit dan menciptakan gambar yang sangat realistis, bahkan mampu diubah menjadi animasi. Meskipun canggih, kehadiran ini juga menyulut perdebatan.
Gemini 2.5 Flash telah mendapatkan pengakuan luas setelah berhasil menduduki puncak peringkat di LMArena, sebuah platform evaluasi AI yang diakui secara luas. Keunggulannya tepatnya terlihat dari kemampuan menjaga konsistensi karakter dan menghasilkan editan yang realistis. Hal ini memposisikan diri sebagai alternatif yang lebih unggul dibanding dengan produk AI dari OpenAI atau xAI.
Kecerdasan buatan ini mampu mengubah foto statis menjadi ilustrasi dinamis. Misalnya, dengan menggunakan dua foto berbeda yang menampilkan karakter diam dan figur beraksi, pengguna dapat memanipulasinya menjadi animasi lengkap. Fitur ini bukan hanya sekadar mengubah gambar diam, tetapi juga mampu menciptakan konten animasi pendek.
Nano Banana juga mampu melakukan pengeditan kreatif dengan hasil yang stabil. Misalnya, dengan satu perintah, pengguna dapat mengubah warna rumah dari merah menjadi kuning dan pantulan di air akan menyesuaikan diri secara otomatis. Selain itu, teknologi ini juga mampu menghapus objek dari gambar atau mengubahnya menjadi model 3D, yang sangat berguna untuk pengembangan game.
Dengan kemampuan menggabungkan hingga 13 elemen gambar terpisah menjadi satu adegan yang halus, Nano Banana memberdayakan pengguna untuk menciptakan pemandangan yang lebih kompleks. Misalnya, seluruh foto bangunan di Paris dapat digabung dan diubah menjadi blok isometrik ala grafik game Anno, membuat proses desain lebih dinamis dan kreatif.
Caranya sangat mudah. Cukup unggah foto yang ingin diedit dan beri perintah teks yang jelas, seperti mengubah warna atau menambahkan latar belakang. Untuk animasi, unggah gambar referensi dan beri perintah, seperti “ubah foto ini menjadi ilustrasi anime dengan aksi lari di taman.”
Pengembang juga dapat memanfaatkan Gemini API, Google AI Studio, atau Vertex AI untuk kebutuhan bisnis. Integrasi ini membuka peluang lebih luas dalam integrasi ke aplikasi atau proyek kreatif, dengan biaya yang terjangkau.
Walau demikian, Google menyadari potensi penyalahgunaan seperti pembuatan deepfake. Sebagai tanggapan, mereka menyertakan watermark “AI” yang terlihat dan watermark digital SynthID yang tidak terlihat pada setiap gambar yang dihasilkan.
Meskipun memiliki keterbatasan seperti kesulitan dalam merender teks panjang atau wajah kecil, Google terus berupaya meningkatkan fitur ini berdasarkan masukan pengguna.
Peluncuran Nano Banana membuka pintu bagi berbagai peluang, mulai dari desain produk, pembuatan konten media sosial hingga pengembangan game. Inovasi ini menunjukkan betapa cepat teknologi AI terus berkembang. Dalam dunia yang semakin didominasi teknologi, hal ini tidak hanya menawarkan kemudahan, tetapi juga tantangan dalam menjaga keamanan dan etika penggunannya.
Baca Seputar Tutorial lainnya di Seputar Tutorial Page


Pemilik Website Thecuy.com