Prabowo: Polisi Bertindak Tegas Atas Anggota yang Melanggar

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prabowo mengungkapkan tanggapan atas peristiwa kericuhan yang terjadi di Indonesia baru-baru ini. Menurutnya, pihak polisi telah menunjukkan tegas dalam mengatasi anggota yang melakukan kesalahan. Dalam wawancara dengan para wartawan pada hari Senin, Prabowo menyampaikan, “Polisi, yang seharusnya menjalankan peraturan, terkadang ada yang tidak sesuai, atau terjadi situasi yang memaksa.”

Ia juga menekankan bahwa jika ada korban yang tak bersalah dalam kerusuhan, maka pihak berwajib adalah pelaku kebrutalan tersebut. Prabowo menambahkan, pihak polisi sudah melakukan tindakan terhadap anggota yang mungkin telah melanggar aturan.

Menurut Prabowo, setiap kasus yang melibatkan anggota polisi sedang dijelajahi dengan seksama. Ia menggarisbawahi, jika terlihat ada kejahatan dari pihak Polri, mereka akan langsung ditindak tegas. Namun, ia juga mengingatkan bahwa banyak petugas yang berkorban saat menjaga keamanan di seluruh wilayah Indonesia.

Aksi demonstrasi yang terjadi beberapa hari terakhir dimulai dari kegusaran masyarakat terkait gaji dan tunjangan anggota DPR. Situasi semakin membesar setelah kejadian tragis terhadap pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang meninggal akibat tertabrak kendaraan taktis Brimob. Unjuk rasa tersebut berlanjut dari Jumat (29/8/2025) hingga Sabtu (30/8).

Ketujuh anggota Brimob yang terlibat dalam insiden tersebut sudah ditahan. Brigjen Agus Wijayanto, kepala Karowabprof Divpropam Polri, menjelaskan detail pelanggaran tersebut dalam jumpa pers di Markas Besar Polri, Senin (1/9). Berikut rincian anggota Brimob yang melanggar:

Pelanggar berat:

  1. Bripka Rohmat, sebagai driver rantis Brimob
  2. Kompol Kosmas K Gae, anggota yang duduk di sebelah driver
    Hukuman yang diancam: pemberhentian tanpa kehormatan.

Pelanggar sedang:

  1. Aipda M Rohyani
  2. Briptu Danag
  3. Briptu Mardin
  4. Baraka Jana Edi
  5. Baraka Yohanes David
    Hukuman yang diancam: penundaan pangkat, penundaan pendidikan, atau mutasi.

Dalam situasi keamanan yang sensitif, penting untuk membantu polisi yang berjuang menjaga ketertiban. Kerja sama antara masyarakat dan aparat keamanan akan mendorong Indonesia menuju keamanan dan stabilitas yag lebih baik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan