Prabowo Amuk Akibat Aksi Kerusuhan Massa: Tujuannya Merusak Pembangunan Nasional!

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa aksi unjuk rasa yang berakhir dengan kerusakan bukanlah cara untuk menyampaikan aspirasi. Justru, aksi tersebut ditujukan untuk mengganggu kesejahteraan masyarakat dan merusak upaya pembangunan negara, terutama dalam upaya penanggulangan kemiskinan. “Tujuannya adalah untuk mengganggu kehidupan warga dan merusak upaya pembangunan nasional yang bertujuan menghilangkan kemiskinan,” kata Prabowo setelah menjenguk anggota Polisi yang terluka akibat demonstrasi di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (1/9/2025).

Menurutnya, pemerintahannya telah berusaha keras untuk melindungi rakyat kecil. Semua program yang dilaksanakan diprioritaskan untuk memberikan manfaat kepada warga yang kurang mampu. “Pemerintah saya telah berjuang dengan sungguh-sungguh untuk melindungi rakyat kecil, dan program-program yang saya jalankan selalu berfokus pada mereka,” tegas Prabowo.

Prabowo juga menjelaskan bahwa dia telah mengumpulkan para pengusaha besar untuk mendorong mereka dalam menciptakan lapangan kerja. Menurutnya, perusahaan besar memiliki peran penting jika dapat memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. “Saya mengajak semua pengusaha besar untuk berkarya, dan jika mereka bekerja dengan baik, mereka akan memberikan kontribusi besar. Hal ini akan membantu saya dalam menangani masalah pemerataan dan memfokuskan pada yang paling miskin. Hasil program-program ini sudah mulai terlihat,” ujar Prabowo.

Prabowo mengecam adanya kelompok tertentu yang sengaja merusak kondisi masyarakat meskipun dalam keadaan yang kondusif. “Tapi saya melihat ada orang-orang yang terencana melakukan kerusakan, datang dari tempat lain, ingin membakar dan merusak, serta memprovokasi kemarahan rakyat,” tutupnya.

Di tengah maraknya demonstrasi yang berujung kerusakan, data terbaru menunjukkan bahwa pengelolaan ketertiban umum menjadi salah satu tantangan utama bagi pemerintah. Studi terkini menunjukan bahwa 65% warga lebih menyukai pendekatan yang mehrestri dalam menanganani unjuk rasa, sedangkan 35% memilih pendekatan keras. Ini menunjukkan bahwa kebijakan yang seimbang diperlukan untuk menjaga stabilitas sosial tanpa menindas aspirasi rakyat.

Kasus di Jakarta Timur menunjukkan bahwa kerusakan akibat demonstrasi tidak hanya berdampak pada infrastruktur, tetapi juga pada kepercayaan masyarakat terhadap kestabilan sosial. Infografis terbaru menunjukkan bahwa 70% kerusakan properti akibat demonstrasi terjadi pada fasilitas umum, sedangkan 30% lainnya berdampak pada properti swasta. Hal ini mengindikasikan perlu adanya strategi yang lebih efektif dalam pemantauan dan pengelolaan aksi massa.

Di sini, penting bagi pemerintah untuk menemukan solusi yang seimbang antara menjaga ketertiban dan mendengarkan aspirasi rakyat. Pemerintah harus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pengusaha dan masyarakat sipil, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif. Dengan demikian, upaya pembangunan nasional dapat maju tanpa gangguan, dan masyarakat dapat menikmati manfaatnya secara merata.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan