Dinkes DKI Jakarta Catat 469 Pasien Terdampak Demonstrasi, Satu Korban Meninggal

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dinas Kesehatan Ibukota mencatat ratusan individu yang memerlukan perawatan kesehatan setelah terlibat dalam unjuk rasa yang berlangsung pada Jumat (29/8/2025). Beberapa pasien diantaranya kemudian diagnosa dan dirujuk ke rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut.

Kepala Dinas Kesehatan Ibukota, Ani Ruspitawati, menyampaikan bahwa hingga Minggu (31/8) pukul 7.00 WIB, total 469 orang telah menerima bantuan medis. Dari jumlah tersebut, 371 pasien dilayani secara ambulator, 97 pasien butuh perawatan di dalam rumah sakit, dan 1 korban meninggal dunia.

Beberapa keluhan kesehatan yang paling sering dilaporkan termasuk konjungtivis (198 kasus), luka terbuka (42 kasus), sesak napas (42 kasus), serta berbagai trauma fisik, patah tulang, cedera kepala, dan gejala medis lainnya. Pasien yang membutuhkan rawat inap telah dialihkan ke fasilitas kesehatan di lima wilayah Jakarta, seperti RS Hermina Kemayoran, RS Kramat 128, RSAL Mintohardjo, RSPAD Gatot Soebroto, RS POLRI, RSUD Koja, RSUD Budhi Asih, RS Pelni, dan RS Pusat Pertamina. Selain itu, beberapa puskesmas terdekat juga melayani pasien.

Untuk memastikan pelayanan yang efektif, Dinas Kesehatan Ibukota menyiapkan 24 unit ambulans dan tim medis yang terdiri dari 7 dokter, 59 perawat, dan 7 pengemudi ambulans. Ambulans strategis ditempatkan di lokasi seperti Senen, Kwitang/Mako Brimob, Tugu Tani, Otista, Pos RSPAD, Pos Karanganyar, Pos Green Pramuka City, Pos Hermina Kemayoran, Pos Islam Cempaka Putih, Halte Petamburan, Slipi, DPR/MPR, Tanjung Priok, GBK (Pintu 10), Polres Jakarta Utara, dan Flyover Slipi.

Ani menambahkan bahwa penempatan ambulans dan tim medis tersebut adalah bagian dari komitmen Dinas Kesehatan dalam menjamin akses medis bagi masyarakat, serta memastikan semua korban mendapatkan perawatan yang cepat, aman, dan tepat.

Bagi yang tertarik, ada video yang dapat disimak mengenai kondisi kesehatan saat ini di DKI Jakarta.

Runtuhnya stabilitas sosial dapat mengakibatkan dampak kesehatan yang berujung pada korban jiwa dan luka-luka serius. Situasi seperti ini memerlukan dukungan dan koordinasi antara pemerintah, fasilitas kesehatan, dan masyarakat untuk menjamin pelayanan medis yang optimal. Ketika kerusuhan meletus, siapakah yang akan menjadi tanggung jawab menghadapi dampaknya?

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan