Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), dan The Prakarsa, tiga lembaga yang berfokus pada analisis ekonomi dan kebijakan publik, menggelar sesi diskusi serta menyampaikan pernyataan resmi terkait gelombang demonstrasi yang telah terjadi di berbagai wilayah dalam beberapa waktu terakhir. Imaduddin Abdullah, peneliti dari INDEF, menuturkan bahwa kegiatan ini diinisiasi karena beberapa lembaga ekonomi merasa khawatir dengan perkembangan situasi sosial, ekonomi, dan politik saat ini.
Imaduddin mengungkapkan bahwa mereka memantau dengan serius perkembangan terkini dan memandang gelombang demonstrasi yang terjadi sebagai refleksi kegagalan dalam membangun ekonomi yang berkeadilan di Indonesia. Ucapannya dilakukan melalui telekonferensi pada Senin, 1 September 2025. Selain itu, dia juga merujuk pada pidato Presiden Prabowo Subianto yang dianggap lebih mengutamakan stabilitas dan menyalahkan pihak luar, tanpa sepenuhnya mengungkap akar masalah yang sesungguhnya.
Dengan demikian, beberapa lembaga think tank ini menilai perlu untuk mendiskusikan beberapa isu penting dan mencari solusi agar Indonesia dapat menuju keadilan, kemajuan, dan kesejahteraan yang lebih baik. Imaduddin menyebutkan ada tiga poin krusial yang menjadi perhatian utama. Pertama, masalah keadilan fiskal dan transparansi dalam penggunaan anggaran. Kedua, permasalahan ketimpangan ekonomi yang terus meningkat, termasuk prioritas anggaran pemerintah yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Terakhir, adanya masalah kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja, terutama bagi pengemudi ojek online yang terpengaruh oleh situasi terkini.
Dalam sesi diskusi yang akan dilaksanakan siang ini, beberapa pemikiran akan dibahas oleh Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Esther Sri Astuti, Direktur Eksekutif INDEF, dan Roby Rushandie, Manajer Riset dan Pengetahuan The Prakarsa.
Dalam konteks pembahasan terkini, beberapa studi menunjukkan bahwa ketimpangan ekonomi yang semakin parah dapat meningkatkan kemungkinan demonstrasi massa. Data menunjukkan bahwa porositas anggaran dan kurangnya transparansi menjadi faktor yang memicu ketidakpuasan masyarakat. Selain itu, sektor ketenagakerjaan, khususnya pekerja gig seperti pengemudi ojek online, menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak ekonomi yang tidak stabil. Solusi yang diusulkan meliputi peningkatan transparansi pengelolaan keuangan negara, pembagian yang lebih merata dari sumber daya, serta perlindungan yang lebih kuat bagi para pekerja informal.
Dari segi praktik, penting bagi pemerintah untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan meresponsnya dengan kebijakan yang tepat.ini menjadi kesempatan bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.