Kemenlu Sugiono Hadiri KTT SCO di China Menggantikan Prabowo

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Luar Negeri Sugiono akan mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organisation (SCO) yang sedang berlangsung di Tianjin, China, dari 31 Agustus hingga 1 September 2025. Kehadiran Sugiono di Bandara Internasional Tianjin Binhai sore tadi disambut oleh Duta Besar RI untuk China dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, serta Direktur Pasifik dan Oseania Kementerian Luar Negeri RI, Adi Dzulfuat, bersama pejabat lainnya. Dalam perjalanan ini, dia didampingi oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Arrmanatha Nasir.

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menjelaskan pada malam Sabtu (30/8) bahwa Presiden Prabowo memutuskan untuk tidak menghadiri KTT ini. Alasannya adalah untuk terus memantau langsung perkembangan situasi di Indonesia. Namun, Prasetyo menegaskan bahwa keputusan ini tetap menjaga hubungan baik dengan pemerintah China.

China saat ini memegang jabatan presiden bergilir SCO untuk periode 2024-2025. Organisasi ini awalnya dibentuk oleh China, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan. Berdasarkan perkembangan selanjutnya, India dan Pakistan bergabung pada 2017, Iran pada 2023, dan Belarus pada 2024. Sehingga, saat ini SCO memiliki sepuluh negara anggota. Selain itu, ada dua negara pemantau, yakni Mongolia dan Afghanistan, serta 14 mitra dialog, termasuk Sri Lanka, Turki, Kamboja, Azerbaijan, Nepal, Armenia, Mesir, Qatar, Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Myanmar, Maladewa, dan Uni Emirat Arab.

Dalam KTT SCO 2025 di Tianjin, China juga mengundang pemimpin negara atau pemerintahan yang bukan anggota tetap, pemantau, maupun mitra dialog, yaitu dari Indonesia, Laos, Malaysia, dan Vietnam. Presiden China, Xi Jinping, diharapkan akan memimpin pertemuan “SCO Plus” yang akan dihadiri seluruh kepala negara dan pemerintahan tersebut.

Tema SCO tahun ini adalah “Tahun Pembangunan Berkelanjutan SCO”. Di bawah kepemimpinan China, SCO berusaha melanjutkan berbagai inisiatif dan kerja sama dalam Prakarsa Pembangunan Global yang diusulkan oleh Xi Jinping. Inisiatif tersebut meliputi pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, pembiayaan pembangunan, perubahan iklim, pembangunan hijau, industrialisasi, ekonomi digital, dan konektivitas.

Selain itu, China juga menyerahkan dua dokumen penting untuk merayakan 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat China terhadap Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia, serta untuk memperingati 80 tahun berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kerja sama dalam SCO tidak hanya memfokuskan pada pertanian, tetapi juga pada kolaborasi strategis dan pertahanan. Misalnya, pada tahun 2023, SCO telah menggelar latihan militer gabungan yang melibatkan anggota untuk meningkatkan koordinasasi dan keamanan regional. Selain itu, dalam sector ekonomi, SCO telah mendorong perjanjian bebas perdagangan yang memberikan manfaat bagi negara anggota. Hal ini menunjukkan komitmen SCO dalam mendukung stabilitas dan kedaulatan negara anggota di era globalisasi.

Menjaga hubungan diplomasi erat dengan China dan negara anggota SCO menjadi prioritas pemerintah Indonesia agar bisa membuktikan dukungan mengerucutkan konflik regional dan memajukan kesejahteraan bersama. Langkah ini juga menggambarkan komitmen Indonesia dalam mengembangkan ekonomi dan keamanan melalui kerjasama regional. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan posisi strategisnya untuk menjadi jembatan antara Barat dan Timur, serta memainkan peran penting dalam pembangunan global.

Dengan hadirnya pemimpin-pemimpin dari negara-negara yang diundang, KTT SCO 2025 diharapkan dapat menghasilkan solusi yang inovatif dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, stabilitas politik, dan kesejahteraan sosial. Keterlibatan aktif Indonesia dalam forum ini menunjukkan komitmen negara kita dalam mendukung perdamaian, keamanan, dan kerjasama internasional yang berkelanjutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan