RI Belajar Pembangunan Kilang Minyak Portabel Kapasitas 1 Juta Barel dari Angola

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia telah menyampaikan informasi terkini tentang misi tim teknis Indonesia yang dikirim untuk menganalisis pembangunan kilang minyak nasional dengan daya produksi 1 juta barel per hari di Angola. Rencana menempatkan kilang portabel ini di berbagai daerah di Indonesia.

Tim teknis yang terdiri dari anggota Pertamina, Lemigas, Ditjen Migas, dan SKK Migas telah kembali ke negeri. Menurut Bahlil, pada bulan September 2025 akan dilakukan langkah akhir untuk keputusan pembangunan kilang minyak tersebut. Tim dari Indonesia juga akan mengunjungi pabrik industri di Angola untuk melakukan verifikasi langsung.

“Kami sudah pulang, dan sekarang bulan ini akan dilaksanakan tahap finalisasi. Tim dari Angola juga akan datang, sedangkan tim kami akan kembali ke Angola untuk mengecek pabrik mereka yang sudah beroperasi. Kemudian di bulan ini akan terjadi finalisasi kedua,” ujarnya ketika ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/8/2025).

Sebelumnya, Bahlil menjelaskan bahwa tim ini tidak hanya bertugas mempelajari kilang minyak, tetapi juga merencanakan pembangunan fasilitas penyimpanan minyak mentah dengan kapasitas penyimpanan selama 21 hari. “Sebenarnya, kita juga akan membangun crude storage untuk mendukung ketahanan energi selama 21 hari,” kata menteri tersebut.

Tanya tentang pelaksana proyek ini, Bahlil menegaskan pemerintah menawarkan berbagai pilihan. “Pilihan ada dua, baik melalui Pertamina, melalui blending, ataupun oleh pihak swasta,” ujarnya.

Kegiatan ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong hilirisasi sebagai strategi utama untuk memperkuat ketahanan energi negara. “Kami baru saja rapat untuk membahas implementasi teknis, salah satunya adalah fokus pada refinery. Awalnya kita akan membangun sekitar 500 ribu barel, karena kita mengimpor sekitar 1 juta barel per hari. Namun terjadi perubahan, sekarang akan dibangun dengan kapasitas 1 juta barel,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/3/2025).

Hingga saat ini, ada 16 lokasi potensial yang dijajaki untuk pembangunan kilang minyak baru. Beberapa wilayah yang dipertimbangkan termasuk Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.

Proyek ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur energi domestik. Pembangunan kilang dengan kapasitas besar ini diharapkan dapat menurunkan ketergantungan impor minyak dan membangun industri hilirisasi yang lebih kuat. Ini juga akan memberikan dampak positif pada perekonomian daerah melalui pembangunan dan peluang kerja baru.

Inovasi dalam pembangunan kilang portabel menunjukkan adaptasi terhadap kondisi geografis dan kebutuhan strategis. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya mengembangkan infrastruktur energi, tetapi juga mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan global dalam sektor energi.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan