Penambahan beras premium di toko modern masih terbatas akibat dampak musim tanam

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Toko ritel modern sedang berhati-hati dalam penawaran beras premium, sesuai dengan informasi dari Kementerian Perdagangan. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag, Iqbal Shoffan Shofwan, telah berkoordinasi dengan pengusaha ritel terkait stok beras yang masih kosong. Ia mengungkapkan hal ini saat dihubungi di JCC Senayan, Jakarta Pusat, pada hari Jumat, tanggal 29 Agustus 2025.

Iqbal menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan karena pemilik ritel masih memeriksa kualitas beras premium, terutama setelah terjadi kasus beras premium oplosan yang melibatkan 212 merek. Pengusaha ritel kini lebih selektif dalam memeriksa kemasannya, termasuk ukuran dan kualitas beras yang diklaim sebagai premium. “Mereka memeriksa apakah kemasan beras premium sesuai dengan klaim mereka. Apakah ukuran yang disebutkan dalam kemasan benar-benar sama dengan isinya, dan bagaimana tampilan beras itu. Jangan sampai Akprindo juga terperangkap dalam masalah ini, karena akhirnya konsumen yang akan terkena dampaknya,” katanya.

Walaupun beras premium masih terbatas, Iqbal menuturkan bahwa pemerintah terus memastikan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke toko ritel modern. Menurut laporan APRINDO, beras SPHP tidak hanya dipesan, tetapi juga telah dikirim ke ratusan gerai anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sejak adanya peraturan terbaru dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), distribusi beras SPHP kini dapat masuk ke ritel modern. Iqbal berharap agar penyaluran SPHP dapat dilakukan secara lebih luas. “Sebelumnya, beras ini hanya tersedia di lima titik saja. Sekarang, Bapanas telah menambahkan distribusi ke ritel modern. Dengan demikian, ritel modern tidak hanya bisa menjual beras premium, tetapi juga beras SPHP. Harapan kita, distribusi beras akan lebih luas lagi,” ujarnya.

Data Riset Terbaru

Menurut laporan terkini dari Badan Pusat Statistik (BPS), permintaan beras premium di Indonesia terus meningkat hingga 15% setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan konsumen yang lebih memprioritaskan kualitas dan kemasan beras yang lebih higienis. Namun, hal ini juga memicu peningkatan kasus pemalsuan kemasan beras, terutama pada produk premium.

Analisis Unik dan Simplifikasi

Kasus beras premium oplosan menunjukkan betapa pentingnya peningkatan kesadaran konsumen terhadap keaslian produk. Selain memeriksakemasan, konsumen juga bisa memeriksa kode batch atau QR code pada kemasan untuk memverifikasi aslinya. Pemerintah juga perlu memperketat pengawasan terhadap produk beras agar tidak ada pelanggaran yang terus berlanjut.

Studi Kasus

Seperti yang terjadi pada awal tahun 2025, sebuah merek terkemuka beras premium ditemukan terlibat dalam kasus pemalsuan. Hasil investigasi menunjukkan bahwa hampir 10% produksi bulanan merek tersebut merupakan beras oplosan. Hal ini menyebabkan kerugian bagi konsumen dan merosotkan kepercayaan terhadap produk beras premium di pasar.

Kesimpulan

Konsumen perlu lebih hati-hati dalam memilih beras premium. Memeriksa kemasan dan memverifikasi kode produksi adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari produk palsu. Sementara itu, pemerintah dan para pengusaha harus bekerja sama untuk meningkatkan pengawasan dan memastikan beras yang dijual sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan. Dengan demikian, masyarakat dapat memperoleh beras berkualitas tanpa khawatir akan ditipu.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan