Amerika Serikat dan sekutu yang melancarkan sanksi perdagangan terhadap Rusia dinyatakan kejatuhan oleh Putin

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengkritik dengan keras sanksi perdagangan yang ditetapkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Rusia. Menurutnya, sanksi tersebut telah menimbulkan tekanan ekonomi yang mengancam Rusia untuk mengalami resesi. Keterangan tersebut disampaikan dalam wawancara tertulis dengan kantor berita resmi China, Xinhua, yang dilaporkan oleh Reuters pada Sabtu, 30 Agustus 2025.

Putin direncanakan akan mengunjungi China, mitra dagang terbesar Rusia, dari hari Minggu hingga Rabu. Selama kunjungannya, ia akan menghadiri pertemuan puncak dua hari Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di kota pelabuhan Tianjin, bagian utara China.

Setelah acara di Tianjin, Putin akan melanjutkan perjalanannya ke Beijing untuk berdiskusi dengan Presiden China, Xi Jinping, serta menghadiri parade militer besar-besaran yang diadakan untuk memperingati penyerahan Jepang dalam Perang Dunia Kedua. “Selama kunjungan ini, kami akan membahas peluang kerja sama yang lebih mendalam untuk memajukan kepentingan umum rakyat Rusia dan China,” ujar Putin.

Kedua negara tersebut telah memperkuat hubungan ekonomis, perdagangan, dan kolaborasi industri dalam berbagai sektor. China, yang sering dituduh oleh Barat mendukung operasi militer Rusia di Ukraina, telah menjadi penyelamat ekonomi Rusia sejak negara-negara Barat memutuskan hubungan setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. China membeli minyak Rusia dan menjual berbagai produk, mulai dari mobil hingga elektronik, sehingga perdagangan antara kedua negara mencapai rekor US$ 245 miliar pada 2024.

China telah menjadi mitra dagang utama Rusia, dengan hampir seluruh transaksi dilakukan menggunakan mata uang rubel dan yuan. Rusia merupakan penyuplai utama minyak dan gas ke China, serta berusaha bersama untuk mengurangi hambatan perdagangan. Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia juga telah mulai mengekspor daging babi dan sapi ke China. Produk pertanian dan pangan menjadi salah satu sektor ekspor utama Rusia ke pasar China.

Menegakkan kerjasama strategis antara Rusia dan China menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ekonomi global, terutama saat sanksi Barat terus mempengaruhi perekonomian Rusia. Dukungan China dalam bidang energi dan industri merupakan faktor kunci bagi stabilitas ekonomi Rusia. Dengan diversifikasi produk ekspor seperti produk pertanian, kedua negara menunjukkan kemampuan untuk mengatasi hambatan perdagangan dan membangun hubungan yang lebih kuat. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kolaborasi regional dapat menjadi alternatif bagi negara-negara yang terkena sanksi, membantu mereka untuk tetap berdir dan berkembang meski di bawah tekanan geopolitik.

Peningkatan hubungan antara Rusia dan China bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga kebijakan geopolitik. Kedua negara berusaha untuk memposisikan diri sebagai pusat kekuatan baru di dunia, mengurangi dependensi terhadap Barat. Dengan adaanya China sebagai mitra yang kuat, Rusia dapat lebih mudah menavigasi tantangan ekonomi yang diperparah oleh sanksi. Sehingga, kerjasama strategis ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membentuk dinamika baru dalam urusan global.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan