Ahmad Sahroni Miliki Harta Kekayaan Rp 328 M, Rumahnya Diserbu Massa

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pelaku massa di media sosial merekam adegan warga yang menghancurkan dan merampas rumah milik anggota DPR, Ahmad Sahroni, di Kelurahan Bawang, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lurah daerah setempat menegaskan peristiwa tersebut benar terjadi. “Saya berada di lokasi, benar ada aksi geruduk terhadap rumah Sahroni. Sekarang tempatnya padat sekali,” ujar Lurah Kebon Bawang, Suratno Widodo, seperti dilaporkan detikNews, Sabtu (30/8/2025).

Ahmad Sahroni tidak hanya dikenal sebagai politikus, tetapi juga sebagai salah satu tokoh berkekuasaan di Tanjung Priok. Ia memiliki berbagai aset properti dan kendaraan yang total keberadaannya mencapai ratusan miliar rupiah.

Sesuai dengan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diajukan pada 21 Februari 2025 untuk periode tahun 2024, Sahroni membagikan kekayaan senilai Rp 328,91 miliar. Harta sebagian besar berasal dari 19 aset tanah dan bangunan serta 27 kendaraan dengan nilai jutaan rupiah.

Dalam rincian asetnya, Sahroni memiliki tanah dan bangunan dengan nilai Rp 139,5 miliar. Berikut perinciannya:

  1. Rumah seluas 103,46 m² di Jakarta Utara, nilai Rp 1,925 miliar
  2. Tanah seluas 138 m² di Jakarta Utara, nilai Rp 825 juta
  3. Rumah seluas 110 m² di Jakarta Utara, nilai Rp 825 juta
  4. Tanah seluas 200 m² di Jakarta Utara, nilai Rp 3,52 miliar
  5. Rumah seluas 148,4 m² di Jakarta Pusat, nilai Rp 20,9 miliar
  6. Rumah seluas 72 m² di Badung, nilai Rp 15,95 miliar
  7. Rumah seluas 131 m² di Jakarta Selatan, nilai Rp 13,13 miliar
  8. Rumah seluas 208 m² di Jakarta Utara, nilai Rp 3,14 miliar
  9. Rumah seluas 194 m² di Jakarta Utara, nilai Rp 825 juta
  10. Rumah seluas 100 m² di Jakarta Utara, nilai Rp 825 juta
  11. Rumah seluas 131,8 m² di Jakarta Selatan, nilai Rp 13,13 miliar
  12. Tanah seluas 4,27 m² di Jakarta Pusat, nilai Rp 4,95 miliar
  13. Rumah seluas 77 m² di Jakarta Pusat, nilai Rp 8,47 miliar
  14. Rumah seluas 100 m² di Jakarta Timur, nilai Rp 3,63 miliar
  15. Rumah seluas 356 m² di Jakarta Selatan, nilai Rp 22,25 miliar
  16. Rumah seluas 371 m² di Jakarta Selatan, nilai Rp 23,187 miliar
  17. Rumah seluas 105 m² di Jakarta Utara, nilai Rp 1,13 miliar
  18. Rumah seluas 208 m² di Jakarta Utara, nilai Rp 647 juta
  19. Tanah seluas 51 m² di Jakarta Utara, nilai Rp 325 juta

Sementara untuk kendaraan, total asetnya mencapai Rp 38,13 miliar. Berikut daftar lengkap:

  1. Toyota Fortuner 2017, nilai Rp 485 juta
  2. Ferrari 366 2012, nilai Rp 2,5 miliar
  3. BMW 1,8 2017, nilai Rp 2,65 miliar
  4. Porsche 9E3 RS 2016, nilai Rp 6,6 miliar
  5. Motor Yamaha Sport 2016, nilai Rp 840 juta
  6. Honda Civic 1989, nilai Rp 45 juta
  7. Mercedes Benz E320 1986, nilai Rp 70 juta
  8. Tesla X75D 2018, nilai Rp 2,8 miliar
  9. Mercedes Benz 280E 1986, nilai Rp 35 juta
  10. Honda Odyssey 2007, nilai Rp 120 juta
  11. Honda Civic LX 1990, nilai Rp 30 juta
  12. Mercedes Benz 420 Eagle SEL 1986, nilai Rp 150 juta
  13. Toyota Crown Royal 3.0 AT 2005, nilai Rp 160 juta
  14. Mustang Sedan 1967, nilai Rp 150 juta
  15. Volkswagen Beetle 1963, nilai Rp 100 juta
  16. Mercedes-Benz SL 190B 1957, nilai Rp 250 juta
  17. Mercedes-Benz 560 SEL 1990, nilai Rp 250 juta
  18. Suzuki Jimny 2020, nilai Rp 325 juta
  19. Mustang Fastbach 1967, nilai Rp 190 juta
  20. Daewoo Cielo 1997, nilai Rp 125 juta
  21. Bentley 1997, nilai Rp 255 juta
  22. Vespa Primavera 2020, nilai Rp 57 juta
  23. Vespa Primavera 2018, nilai Rp 55 juta
  24. Vespa Kongo 1963, nilai Rp 30 juta
  25. Harley Davidson Road Glide 2022, nilai Rp 1,66 miliar
  26. Honda Estilo 1997, nilai Rp 200 juta
  27. Porsche 911 Sport Classic 2016, nilai Rp 14 miliar
  28. Tesla Cybertruck 2024, nilai Rp 4 miliar

Selain properti dan kendaraan, Sahroni memiliki harta bergerak lain senilai Rp 107,7 miliar, surat berharga Rp 60 juta, dan uang tunai Rp 78,35 miliar. Setelah dikurangi utang sebesar Rp 34,95 miliar, total kekayaan Sahroni tercatat Rp 328,91 miliar.

Kasus ini mengungkapkan perbedaan yang mendasar antara kondisi ekonomi masyarakat dan para pejabat publik. Meskipun jumlah kekayaan yang dimilikinya sangat besar, peristiwa geruduk rumah menunjukkan ketidakpuasan masyarakat terhadap ketimpangan sosial. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan kekayaan publik.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan