Temukan Solusi Cerdas Atasi Kemacetan Simatupang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah DKI Jakob memulai upaya untuk mengatasi kemacetan ekstrem yang terjadi di Jalan Tol Bhayangkara Simatupang (TB Simatupang) akibat proyek pembangunan. Rencana awal untuk mengubah penggunaan trotoar gugur karena tidak memenuhi syarat teknis.

Pada awalnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menunjukkan rencana yang melibatkan pemindahan sebagian fungsi trotoar menjadi jalan berlarut-larut. Ini berdasarkan arahan Gubernur Jakarta, Pramono Anung, untuk memulihkan pola lalu lintas minimal dua lajur di sepanjang TB Simatupang.

Sejak awal, kepemimpinan Dishub dan Bina Marga menyatakan komitmen untuk menjaga keselamatan pejalan kaki. Hal ini dilakukan dengan menyesuaikan desain dan perhitungan kembali trotoar saat bagian lain digunakan untuk aliran kendaraan.

Pemerintah mencoba berbagai strategi sementara untuk mengatasi kendala ini, termasuk mengorbalikan rencana pembangunan fleksibel trotoar. Sebagai gantinya, mereka melaksanakan penyesuaian desain khusus di tujuh titik konstruksi tanpa mengganggu seluruh trotoar. Gubernur Pramono menjelaskan bahwa pemakaian trotoar tidak berlangsung sepanjang jalan, melainkan hanya di tempat pekerjaan konstruksi sedang berlangsung.

Dalam upaya mempercepat penyelesaian proyek, pihak yang bertanggung jawab telah merevisi teknis rencana. Kondisi trotoar yang hanya tercatat kurang dari 1 meter, ditambah adanya utilitas bawah tanah yang tak bisa dipindahkan sementara, menjadi alasan utama pembatalan rencana tersebut.

Dalam kondisi ini, Pemprov DKI mengimplementasikan mitigasise yang lain yang combindasi antara rencana lama dan baru. Mereka mulai merubah batas area konstruksi, meningkatkan jumlah tenaga kerja, memperluas waktu operasional, hingga meningkatkan kehadiran petugas lalu lintas di lapangan. Selain itu, pengunjung dan pengendara dihimbau untuk lebih ramping menggunakan transportasi umum atau menghindari wilayah yang dipengaruhi.

Pramono menggelar konsultasi secara intensif untuk menemukan solusi terbaik dan total di TB Simatupang. Dia juga telah mengarahkan beberapa langkah operatif yag akan diarahkan lebih lanjut. Data yang hilang dicatat yakni 17 rute yang menerima tambahan armada, termasuk D21 (UI-Lebak Bulus), D41 (Lebak Bulus-Sawangan via Tol Desari), 7A (Lebak Bulus-Kampung Rambutan), 7E (Ragunan-Kampung Rambutan), S21 (Ciputat-CSW), JAK102 (Blok M-Lebak Bulus), JAK49 (Lebak Bulus-Cipulir), JAK95 (Lebak Bulus-Pasar Minggu), JAK93 (Jeruk Purut-Kebayoran), JAK31 (Blok M-Andara).

Bagi masyarakat, pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dan bergeser kepada transportasi umum dianggap sebagai salah satu alternatif yang mampu mengurangi tekanan lalu lintas di koridor utama ini.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah tidak hanya untuk menyelesaikan maslah maket tetapi juga untuk menguhuyati kualitas hidup warga Jakarta di masa pandemi dan post pandemi khususnya saat mereka sedang kembali meramaikasikan aktivitas ekonomi mereka.

Trotoar dan knots persimpangan menjadi salah satu persyaratan tranportasi yang harus direalisasikan oleh Pemprov DKI untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat, efisiensi, dan keberlanjutan transportasi di Jakarta.

Jalinan ekonomi, sosial masyarakat, dan transportasi menjadi komponen yang terikat erat untuk mencapai tujuan kedaulatan transportasi dalam rangka memperbaiki dan membangun kembali kualitas hidup krusu di masihkpulau Jakarta.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan