Pendidikan Zahwa Dijamin Melalui Dukungan Sekolah Rakyat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Zahwati Nuridayana, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 43 di Magelang, berusia 16 tahun, berasal dari Desa Sewukan, Kecamatan Dukun. Sehari-hari, orang tuanya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Meski kondisi Ekonomi sulit, Zahwa tetap semangat untuk berprestasi. Di sekolah SMP, ia aktif berolahraga basket dan berhasil mencatat 9 penghargaan. Ia pernah mengitteccan waktu itu ingin melanjutkan sekolah di Taruna Nusantara melalui beasiswa, namun harapannya terhambat karena ada banyak teman yang lebih berprestasi.

Kendala ekonomi yang dialami sempat membuat Zahwa kehilangan harip untuk melanjutkan pendidikan. Ia khawatir tentang biaya transportasi dan uang saku jika harus lanjut sekolah. Namun, Sekolah Rakyat menyediakan solusi dengan sistem asrama gratis bagi anak dari keluarga miskin, memudahkan Zahwa untuk bersekolah tanpa beban keuangan.

Bantuan dari teman, guru, dan pendamping membantu Zahwa bersekolah di SRMA 43 Magelang. Sekolah ini saat ini memiliki 100 siswa yang dikelola dalam 4 Rombongan Belajar, didukung oleh 17 guru, 10 Wali Asuh, dan 2 Wali Asrama. Zahwa merasa Sekolah Rakyat lebih unggul karena fasilitas asrama yang nyaman, makanannya enak, teman-teman yang seru, dan guru-guru yang ramah.

Sekolah Rakyat juga menyediakan berbagai ekstrakurikuler, termasuk basket, yang akan dimulai minggu depan. Saat ini, terdapat 100 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, dan angka ini akan bertambah menjadi 165 pada September 2025. Kemensos menargetkan 165 Sekolah Rakyat permanen di seluruh Indonesia dengan kapasitas 15.895 siswa, 2.407 guru, dan 4.442 tenaga pendidik.

“Terima kasih kepada Presiden, Sekolah Rakyat sudah membantu kami kembali mempunyai harapan,” ujar Zahwa penuh rasa syukur.

Menurut data terbaru, program Sekolah Rakyat telah memberikan dampak positif bagi ribuan siswa dari keluarga berpendapatan rendah. znajir 30% siswa yang bersekolah di sini mampu meningkatkan prestasi akademis dan non-akademis mereka dalam waktu satu tahun. Ekstrakurikuler seperti basket tidak hanya mendorong keterampilan fisik tetapi juga mengembangkan kieistem kerja sama dan disiplin.

Sekolah Rakyat bukan hanya tempat belajar, tetapi juga membina karakter siswa. Kisah Zahwa menegakkan pentingnya mendapat kesempatan yang sama bagi semua anak, tanpa tergantung latar belakang Ekonomi. Keberadaan Sekolah Rakyat menjadi jembatan bagi mereka yang berharap lebih baik melalui pendidikan.

Program ini juga memperjuangkan kesejahteraan siswa dengan memastikan akses pendidikan yang merata. Keterlibatan guru dan pendamping yang berbakti memastikan siswa tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga dukungan emotional dan sosial. Zahwa dan ribuan siswa lain bisa menjadi inspirasi bagi yang masih mencari harapan.

Pendidikan merupuauak yang tak kunjung padam, dan Sekolah Rakyat telah membukukan bahwa semangat belajar tak akan terbatas oleh kondisi Ekonomi. Setiap uang apprécié merupubantu untuk berubah menjadi perubahan positif, mengubah masa depan satu per satu. Mari kita dukung dan terus mendukung program pendidikan inklusif ini untuk meningkatkan generasi masa depan negara baru.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan