Pemberlakukan Pembatasan Truk pada Libur Maulid Disalahtargetkan Distribusi Barang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Rencana pembatasan operasional truk dengan sumbu tiga roda selama libur Maulid Nabi pada tanggal 4, 5, dan 7 September 2025 telah menjadi perhatian. Kebijakan ini dianggap tidak perlu karena dianggap dapat menyebabkan kesulitan dalam penyediaan logistik, kenaikan harga barang, bahkan pengaruh negatif terhadap perkembangan ekonomi.

Bambang Haryo Soekartono, dalam wawancara di Jakarta, Jumat (29/8/2025), menjelaskan bahwa libur Maulid Nabi hanya terdiri dari akhir pekan ditambah satu hari tambahan, berbeda dengan libur Idul Fitri yang melibatkan perjalanan mudik massal. Oleh karena itu, ia merasa tidak ada alasan untuk melarang operasional truk logistik.

Menurut Bambang, pembatasan sebagaimana tersebut dapat menyebabkan kegagalan dalam memenuhi kebutuhan barang di pasar, sehingga memicu inflasi. Selain itu, penumpukan barang di pelabuhan saat pelarangan berakhir dapat menyebabkan kemacetan dan gangguan dalam distribusi barang baik secara nasional maupun internasional.

Data menunjukkan bahwa indeks logistik Indonesia saat ini berada pada titik terendah di wilayah ASEAN. Jika distribusi terus terganggu, dampaknya akan lebih merusak. Logistik merupakan salah satu komponen penting dalam industri dan perdagangan, sehingga menghambatnya dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ini akan memengaruhi target pertumbuhan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Bambang juga menegaskan bahwa di negara lain, operasional logistik tidak pernah dihentikan bahkan pada hari libur besar. Jika pengiriman barang terlambat, pengusaha akan dikenakan biaya penalti yang besar, yang dikenal sebagai demurrage. Hal ini akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan kenaikan biaya logistik.

Terbaru, studi menunjukkan bahwa efisiensi logistik dalam sebuah negara sangat berpengaruh terhadap daya saing ekonomi. Negara-negara dengan sistem logistik yang terorganisir dengan baik, seperti Singapura dan Jerman, mampu menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil. Sedangkan negara yang mengalami gangguan logistik sering kali mengalami kenaikan harga barang dan penurunan produktivitas.

Studi kasus di negara seperti Malaysia menunjukkan bahwa ketika logistik diatur dengan baik, pengiriman barang dapat berjalan lancar bahkan pada hari libur. Hal ini membantu dalam menjaga stabilitas harga barang dan memastikan ketersediaan barang di pasar.

Ketika distribusi barang terhindar dari gangguan, konsumen dapat menikmati harga yang lebih terjangkau dan pengusaha dapat menjalankan kegiatan bisnis dengan lebih optimal. Dengan demikian, pembatasan operasional truk sumbu tiga roda selama libur Maulid Nabi perlu dipertimbangkan ulang untuk menghindari dampak negatif pada perekonomian.

Melalui pengalaman negara-negara lain, kita bisa mempelajari betapa pentingnya ketersediaan dan efisiensi logistik dalam menjaga stabilitas ekonomi. Investasi dalam infrastruktur dan teknologi logistik harus menjadi prioritas agar industri dan perdagangan dapat berkembang dengan optimal.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan