Massa Menghancurkan Aset MPR RI Depan DPRD Jabar, Bandung Hangat, Bom Molotov Melaju

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kota Bandung menyambut sore Jumat, 29 Agustus 2025, dengan suasana yang panas akibat aksi solidaritas gabungan pengemudi ojek online dan mahasiswa yang berakhir dengan kerusuhan.

Sejak awal, gerakan tersebut menargetkan gedung milik Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) yang berada di Jalan Diponegoro, tepat di depan Gedung DPRD Jawa Barat dan bersebelahan dengan Gedung Sate. Bangunan itu menjadi sasaran massa yang melemparkan bom molotov, menyebabkan api cepat meluas dan menelan seluruh area sekitar.

Dari lokasi, terlihat dengan jelas bagaimana api menyebar dengan cepat, menghanguskan aset penting tersebut. Akhmad Taufiqurrahman, Kepala Biro Administrasi dan Pimpinan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, membenarkan bahwa bangunan tersebut merupakan milik resmi MPR RI.

“Ini adalah aset bangunan MPR RI,” katanya seperti dilaporkan oleh Jabarekspres.com.

Aksi unjuk rasa yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB semula hanya berupa pidato dan pernyataan. Namun, situasi berubah saat peserta mulai melempar batu, kembang api, dan botol bom molotov ke arah Gedung DPRD Jabar. Pagar yang tinggi tak bisa menghentikan mereka, bahkan beberapa orang sudah memanjat gerbang untuk mencoba masuk lebih jauh ke dalam kompleks.

Akibat lemparan tersebut, beberapa kaca di lantai satu dan dua gedung DPRD pecah. Untuk mengendalikan kerusuhan, aparat keamanan terpaksa menembakkan gas air mata secara berulang untuk menghalau massa yang terus berusaha masuk ke dalam kompleks.

Hedi, seorang pengemudi ojek berusia 50 tahun, menjelaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk dukungan terhadap peristiwa tragic di Jakarta sehari sebelumnya. Dalam unjuk rasa buruh pada Kamis, 28 Agustus 2025, Affan Kurniawan, pengemudi ojek berusia 21 tahun, dilaporkan meninggal setelah terlindas kendaraan taktis milik aparat.

Menurut Hedi, kejadian itu sangat menyedihkan, karena sebaliknya, pengemudi ojek seharusnya dilindungi, bukan menjadi korban. Mereka mendorong agar keadilan diberikan kepada korban dan perlindungan lebih baik untuk pengemudi ojek di masa depan.

“Kami hanya ingin keadilan untuk masa depan,” katanya kepada Jabarekspres.com.

Hedi juga mengungkapkan bahwa ribuan pengemudi ojek dari seluruh Bandung Raya ikut serta dalam aksi demonstrasi di kota ini.

Layaknya api unggun yang membakar hati massa, peristiwa ini memang menyadarkan kita semua bahwa keadilan dan keamanan bagi semua lapisan masyarakat harus menjadi prioritas. Kejadian di Bandung bukan hanya tentang kerusakan fisik, tetapi juga tentang kerusakan kehormatan dan keyakinan masyarakat terhadap sistem yang seharusnya melindungi mereka. Saat ini, penting untuk mendengarkan aspirasi mereka dan menemukan solusi yang konstruktif agar insiden seperti ini tidak terjadi lagi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan