Koperasi Merah Putih di Kabupaten Ciamis Belum Melakukan Usaha

Dalam Kabupaten Ciamis, 265 koperasi merah putih di tingkat desa dan kelurahan telah diresmikan, namun hanya 9 di antaranya yang aktif beroperasi, sebagian besar berupa gerai sembako. Hal ini menandakan bahwa 256 koperasi lainnya masih terhambat dalam pelaksanaan usaha pasca-peresmian.

Kepala Desa Cikoneng, Erlin Herlina, mengungkapkan bahwa koperasi merah putih di wilayahnya belum sepenuhnya berjalan. Menurutnya, rencana usaha koperasi masih terbatas pada ide, seperti penyediaan bahan baku untuk UMKM, seperti plastik rafia, kerupuk, terigu, dan minyak goreng. Namun, setelah upacara peresmian, pengurus koperasi belum terbentuk, sehingga langkah selanjutnya belum dapat diambil.

Erlin mengidentifikasi masalah utama adalah kekurangan modal awal yang signifikan, sekitar Rp 1 miliar, untuk memulai operasi koperasi di Desa Cikoneng. Hingga saat ini, belum ada kontribusi modal dari mana pun. Ia juga mengekspresikan keprihatinannya terhadap kemungkinan koperasi bergantung pada pinjaman bank. “Ketika dana desa digunakan sebagai jaminan, risiko yang dihadapi besar jika terjadi keterlambatan pembayaran, yang akan berdampak buruk pada pelayanan pemerintah desa.”

Sementara itu, Desa Sindangkasih menghadapi tantangan serupa. Kepala Desa Rusta Suganda memperingati bahwa koperasi merah putih di wilayahnya belum beroperasi. Penjelasannya, pengurus koperasi masih bingung dalam memilih jenis usaha yang tepat, karena desa sudah dipenuhi oleh berbagai fasilitas seperti pasar tradisional, apotek, dan puskesmas. Hal ini membuat mereka ragu dalam menentukan jenis usaha yang akan berjalan dengan optimal.

Rusta mengemukakan bahwa adanya tumpang tindih dalam penggunaan dana desa juga menjadi permasalahan. “Dana desa yang seharusnya digunakan untuk BUMDes dan koperasi memiliki tujuan yang sama, yaitu mendukung ketahanan pangan, sehingga penggunaan yang berlebihan pada salah satu dapat merugikan yang lain,” tulisnya.

Dalam menjalankan koperasi merah putih, penting untuk memastikan koordinasi yang baik antara pengurus dan pemda untuk meminimalkan risiko keuangan dan memaksimalkan manfaat bagi masyarakat. Dengan demikian, koperasi dapat menjadi wadah yang kuat untuk mengembangkan ekonomi desa dan memiliki dampak positif pada kesejahteraan masyarakat.

Menurut laporan terkini, koperasi yang berhasil beroperasi dengan baik seringkali memanfaatkan sumber dana internal dan dukungan pemerintah yang terarah. Sebagai contoh, beberapa desa di Jawa Barat sukses mengembangkan koperasi melalui program pembinaan dan pendampingan yang terus menerus. Dengan pendekatan ini, koperasi tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada pengembangan kemampuan manusia dan kerjasama sosial yang kuat.

Pada akhirnya, suksesnya koperasi merah putih tidak hanya bergantung pada modal, tetapi juga pada visi yang jelas, pengelolaan profesional, dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Dengan semangat persatuan dan kerja sama, setiap desa dapat mengubah potensi ekonomi menjadi kenyataan yang membangun.

Baca juga Berita lainnya di News Page