Pabrik baru berjumlah 784 unit beroperasi di kuartal II dan menyerap 80.000 tenaga kerja

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pada periode April-Juni 2025, total 1.784 pabrik mulai beroperasi dengan total nilai investasi sebesar Rp 116,51 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar 80.161 pekerja baru mendapatkan lapangan kerja.

Febri Hendri Antoni Arif, juru bicara Kementerian Perindustrian, menjelaskan bahwa konstruksi fasilitas produksi banyak yang dilakukan tahun sebelumnya. “Pembangunan ini bukan dimulai di semester pertama 2025, melainkan sejak periode 2024 dan 2023. Produksi baru dimulai di kuartal kedua tahun ini. Dari 1.784 perusahaan industri tersebut, investasi tanpa tanah mencapai Rp 89 triliun, sementara total investasi kumulatif adalah Rp 116,51 triliun,” kata Febri dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (28/8/2025).

Menurut data Kemenperin, sektor industri makanan menjadi pemimpin dalam pembukaan pabrik baru, dengan 595 perusahaan mengoperasikan produksi sebesar Rp 7,7 triliun dan menyerap 8.465 tenaga kerja. Sementara itu, industri tembakau mendominasi dalam hal penyerapan tenaga kerja, dengan 115 perusahaan menyerap 16.326 pekerja dan investasi senilai Rp 528 miliar.

Febri menekankan bahwa jumlah pekerja baru yang diserap lebih besar dibandingkan dengan jumlah pekerja yang di-PHK, termasuk di sektor manufaktur. Data riset terbaru menunjukkan tren serupa di tahun sebelumnya, dengan sektor manufaktur terus mendominasi penyerapan tenaga kerja. Infografis dari Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa industri makanan dan tembakau berkontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi daerah.

Studi kasus pada pabrik makanan di Jawa Barat menunjukkan bahwa investasi besar dalam teknologi produksi meningkatkan efisiensi dan penyerapan tenaga kerja. Hal ini membuktikan bahwa dukungan pemerintah dalam pembangunan industri berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional.

Inisiatif pemerintah dalam mendorong pembangunan pabrik di seluruh Indonesia telah membuka peluang kerja baru dan mendukung perekonomian daerah. Dengan demikian, keberhasilan ini menunjukkan bahwa industri manufaktur memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri serta ekspor. Ketersediaan lahan industri yang strategis dan dukungan investasi dari pemerintah menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan