Bahlil Siap Mengukuhkan Pertamina Saat Shell dan BP Menunda Penyediaan BBM

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Beberapa SPBU milik swasta, seperti Shell dan BP, tercatat mengalami kekurangan stok bahan bakar minyak (BBM). Dalam beberapa hari terakhir, stok BBM di beberapa lokasi bahkan dilaporkan habis total.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa seluruh perusahaan SPBU swasta harus memiliki persediaan BBM yang memadai. Hal ini karena seluruh SPBU swasta telah menerima kuota impor yang jauh lebih besar dibandingkan tahun 2024.

“Saya ingin menyampaikan bahwa semua perusahaan swasta telah mendapatkan kuota impor yang setara dengan tahun 2024, tambahan 10%,” ujar Bahlil saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2025).

Selain itu, ia menekankan bahwa sumber daya yang mendukung kehidupan masyarakat harus dikendalikan oleh negara, sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945. Bahlil menggarisbawahi bahwa yang harus diperkuat stok BBM-nya adalah Pertamina.

“Saya ingin menekankan bahwa sumber daya kehidupan masyarakat harus dikomandoi oleh negara. Oleh karena itu, Pertamina akan diperkuat, kita memperkuat,” tegas Bahlil.

President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, mengakui kondisi tersebut dan belum dapat menentukan berapa lama keberadaan produk BBM Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ masih tidak tersedia di beberapa SPBU.

“Shell Indonesia ingin menyampaikan bahwa produk BBM Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ saat ini tidak dapat ditemui di beberapa SPBU Shell hingga waktu yang masih belum pasti,” ungkapnya dalam keterangan yang diterima Thecuy.com.

Ingrid menjelaskan bahwa SPBU Shell masih melayani pelanggan dengan produk BBM Shell V-Power Diesel dan layanan lainnya, termasuk Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell. Ia juga menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM untuk memastikan ketersediaan BBM di SPBU Shell. Selain itu, Ingrid meminta maaf atas gangguan yang terjadi.

Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura juga mengakui kekurangan stok BBM di beberapa SPBU BP. Kondisi ini tercatat terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Vanda mengkonfirmasi bahwa terdapat keterbatasan stok untuk produk BP Ultimate dan BP 92, sehingga SPBU tidak dapat melayani penjualan BBM secara lengkap.

“Momen ini beberapa SPBU bp mengalami keterbatasan stok BBM BP Ultimate dan BP 92, sehingga tidak dapat melayani penjualan BBM secara optimal,” katanya dalam keterangan yang diterima Thecuy.com.

Meski demikian, ia menyebutkan bahwa operasional SPBU BP tetap berjalan dan melayani pembelian produk lainnya. Menurut Vanda, pihaknya berkomitmen untuk memulihkan stok BBM dan terus berkoordinasi dengan pihak terkait.

Pada tahun 2025, permintaan BBM di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan akibat peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa konsumsi BBM naik 12% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini memicu kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pasar, terutama pada jenis BBM premium.

Studi terkait menunjukkan bahwa ketidakstabilan pasokan BBM dapat mempengaruhi berbagai sektor, termasuk transportasi, logistik, dan industri. Solusi jangka panjang yang diusulkan meliputi diversifikasi sumber energi alternatif dan peningkatan efisiensi dalam distribusi BBM.

Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah harus memperkuat kolaborasi antara BUMN seperti Pertamina dengan perusahaan swasta untuk memastikan stabilitas pasokan. Langkah-langkah seperti ini dapat membantu menghindari kekurangan BBM di masa depan.

Pemenuhan kebutuhan BBM adalah kunci untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kenyamanan masyarakat. Dengan kerja sama yang efektif antara semua pihak, krisis pasokan BBM dapat diatasi dengan lebih baik.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan