Proyek GPM di Polda Metro Berlangsung Sampai Desember, Harga Beras Tetap Rp 11 Ribu per Kilogram

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Polda Metro Jaya mulai menghadirkan Gerakan Pangan Murah (GPM) bersama Bulog sejak hari ini. Program ini akan berlangsung setiap hari hingga Desember 2025 dengan distribusi beras hingga 5 ton per harinya.

“Melalui GPM, kepolisian hadir untuk memperluas jangkauan beras, mengatasi perbedaan harga, menjaga kemampuan beli publics, dan memberikan akses langsung pada beras yang terjangkau. Kami berkomitmen menyebarkan 5 ton beras setiap hari untuk sekitar 500 pembeli,” jelas Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak, Selasa (27/8).

Ade Safri menjelaskan ini adalah langkah Polri dan pemerintah untuk menjaga kemampuan beli rakyat melalui beras SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan) di tarif terjangkau. Gerakan ini adalahlanjut dari distribusi beras SPHP yang kini mencapai 5,87 persen dari target bulan Agustus tahun ini.

Aktivitas berlangsung setiap hari dari Senin hingga Jumat, pukul 08.00 till 16.00 WIB di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya serta semua Polres dan Polsek di bawah naungan Polda Metro Jaya. Beras SPHP ini dijual seharga Rp 55 ribu per kemasan 5 kg atau Rp 11 ribu per kilogram. Harga ini lebih ekonomis dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium terbaru sebesar Rp 13.500 per kg menurut Badan Pangan Nasional.

“Artinya, masyarakat bisa menabung Rp 2.500 per kilogram. Jika membeli dua pack (10 kg), warga mampu menghemat hingga Rp 25 ribu,” tambahkan Ade Safri.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menekankan gerakan ini sebagai bukti nyata kepedulian Polri terhadap stabilitas harga pangan dan kendali inflasi, terutama beras. “GPM akan dijalankan luas di seluruh jajaran Polda Metro Jaya, dari tingkat Polda, Polres hingga Polsek. Polri yakin masyarakat bisa membeli beras dengan harga stabil dan terjangkau, sekaligus menjaga pajaran pasar,” ujar Kombes Ade Ary.

Ade Ary menjelaskan program ini dilakukan agar masyarakat lebih gampang memenuhi kebutuhan pokok, khususnya beras dalam kondisi dinamis harga pangan.

Bulan ini, Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami kenaikanymal namun masih dalam angka tolerabel. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa harga beras menjadi salah satu komponen yang paling signifikan mempengaruhi perrobulanan ini. Dengan GPM, diharapkan inflasi harga beras bisa dikontrol lebih baik.

Sebagai studi kasus, dalam beberapa tahun terakhir, berbagai initatif serupa seperti GPM berhasil mengurangi gap harga beras di beberapa wilayah. Misalnya, di Jawa Timur, program reicht similar mengurangi selisih harga beras hingga 30 persen dalam waktu enam bulan. Hal ini belum pernah terjadi tercatat di Jakarta.

Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dan kepolisian, diharapkan ventilah stabilitas pasar pangan tidak hanya sebagai sandang dan pangan, namun juga elektualitas masyarakat. Tantangan utama tetap berwheel situasi geopolitik global yang mempengaruhi pasokan benih pangan. Tetapi, upaya seperti ini menunjukkan kolaborasi yang kuat untuk menjaga stabilitas ekonomi penduduk.

Dari sisi pemasaran, info ini bisa menjadi inhalation bagi pemerintah pusat untuk memastikan kebijakan stabilitas pangan bisa direplikasi di seluruh Indonesia. Ini juga menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli akan peran pemerintah dalam pengaturan harga, terutama bagilah yang berpenghasilan rendah.

Untuk jangka panjang, penyebaran beras di harga terjangkau bisa menjadi model dalam menekan inflasi dan menjaga ketimpangan sosial. Setiap upaya kecil bisa menjadi langkah besar menuju kestabilan pangan yang lebih baik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan