Penerapan Sistem Digital dalam Penyaluran Bantuan Sosial Mengurangi Penyalahgunaan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah sedang mengevaluasi penerapan bantuan sosial (bansos) lewat teknologi digital. Dengan pendekatan ini, diharapkan bantuan akan lebih efektif mencapai pencapaian tujuan dan menghindari penggunaan yang tidak tepat, seperti untuk judi online.

Mari Elka Pangestu, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), mengutip Banyuwangi sebagai tempat pengujian sistem digital untuk penyaluran bansos. Dalam uji coba ini, pemerintah mengintegrasikan data tunggal (one data) dan identitas digital.

“Saat ini, kita sudah memiliki data tunggal. Penggunaan data tunggal dan identitas digital menjadi syarat. Setiap individu memiliki identitas digital, dan sistem bansos dikembangkan untuk mentransfer dana langsung ke akun mereka melalui metode pembayaran digital,” ungkap Mari di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2025).

Sistem ini dirangkap untuk memastikan bantuan sosial dapat disalurkan dengan tepat sasaran, karena data penerima lebih akurat, termasuk menyaring mereka yang sudah meninggal atau tidak berhak. Mari juga menjelaskan bahwa pembayaran digital dapat melacak penggunaan dana bansos.

Jika dana bantuan digunakan untuk kebutuhan non-pokok, termasuk judi online, Mari menyebutkan ada kemungkinan sanksi atau pencabutan bantuan. Namun, mekanisme tersebut masih dalam proses pembahasan.

“Pertimbangan tentang sanksi atau pencabutan perlu dipikirkan lebih lanjut. Kita akan menyosialisasikan bahwa uang bansos seharusnya digunakan untuk kebutuhan dasar. Jika ini melampaui batas, maka kami akan mengevaluasi bagaimana terlibat,” terang Mari.

Pemerintah belum dapat menetapkan waktu pasti untuk penerapan sistem digital secara nasional. Mari menjamin pelaksanaan akan dilakukan secara bertahap.

“Saat ini, kita masih dalam tahap pengujian. Sistem baru tidak sebaiknya diterapkan skala besar dari awal. Jika ada masalah, perbaikan akan lebih sulit,” tambahnya.

Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyampaikan temuan puluhan ribu penerima bansos masih terlibat judi online. Data ini diperoleh dari pemantauan selama enam bulan terakhir.

Ivan Yustiavandana, Kepala PPATK, mengungkap hasil pencocokan data nomor induk kependudukan (NIK) penerima bansos. Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari 78 ribu penerima bantuan masih terlibat judi online pada semester pertama 2025.

“Kami menemukan lebih dari 78 ribu penerima bansos di tahun 2025 ini semester 1 masih bermain judi online,” kata Ivan di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat, dilansir detikNews, Kamis (7/8/2025).

Digitalisasi bansos opens new opportunities for transparency and efficiency. By leveraging one data and digital identities, the government ensures targeted assistance reaches those in genuine need. The integration of digital payments not only simplifies the distribution process but also provides a mechanism to track fund usage, preventing misuse such as online gambling. While the initial rollout is gradual, the potential impact on reducing fraud and improving welfare allocation is significant. As the system evolves, stakeholders must collaborate to refine policies, ensuring that social assistance remains a lifeline for the most vulnerable. The journey toward a more accountable and effective social welfare system is underway, promising a future where aid is delivered with precision and integrity.

Penerapan teknologi digital dalam penyaluran bansos bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga tentang kemanusiaan. Dengan sistem yang lebih transparan, pemerintah bisa menjamin bantuan sosial benar-benar membantu yang membutuhkannya. Mari juga menekankan pentingnya pemantauan dan evaluasi kontinu untuk mencegah penyalahgunaan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan dana publik dan memastikan setiap sen digunakan dengan bijak. Masa depan bansos yang lebih baik tergantung pada kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan teknologi.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan