Nasi Tutug Oncom, Menu MBG Kearifan Lokal di Cineam Tasikmalaya Dibantah Pedas Netizen

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cineam, Tasikmalaya, kembali menjadi subjek perdebatan masyarakat setempat. Sebuah unggahan video yang dirilis melalui akun TikTok @Bintang_family98 pada hari Rabu (27/8/2025) mengungkapkan pengalaman seorang orang tua yang tidak puas dengan menu MBG yang disajikan.

Dalam video tersebut, terlihat menu MBG yang terdiri dari nasi tutug oncom, telur dadar, dan sayuran berupa timun serta selada. Pemilik akun tersebut menyatakan kekecewaannya karena makanan yang diberikan menurutnya tidak layak dan seringkali buruk kualitasnya. “Makanan Bergizi Gratis teh ripuh gening, kamari bau hayam, ayeuna tutug oncom,” ujar akun @Bintang_family98 dalam keterangan yang kemudian menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Video tersebut membuahkan respons yang signifikan. Hingga hari Kamis pagi, video tersebut telah ditonton lebih dari 67.900 kali, dengan total 373 sukai dan 346 komentar. Sebagian besar komentar mengekspresikan kekecewaan terhadap pelaksanaan program MBG di wilayah tersebut.

Beberapa pengguna media sosial menyampaikan kritikan yang tajam. Akun @momstiti mendorong agar program makan gratis dihentikan dan diganti dengan bantuan uang sebesar Rp15.000 agar orang tua bisa memasak sendiri. Sementara akun @Gani4abdul menyindir, “Ngerakeun, Cineam dapur saha?”

Terdapat juga komentar yang menyalahkan pihak pelaksana program. Akun @hantulaut58 menilai bahwa masalahnya tidak terletak pada pemerintah pusat, melainkan pada pelaksana yang lebih memprioritaskan kepentingan sendiri. Akun @Sigitarius1528 juga merasa menu yang disajikan tidak sesuai dengan tujuan program MBG. “Namanya makan bergizi gratis, tapi yang dikasih malah tutug oncom terus,” tulisnya.

Lambat laun, komentar-komentar seperti itu terus bertambah. Akun @nury_nuy mengaku anaknya pernah menerima kacang kukumbu yang keras, sedangkan akun @Mut_mut mengusulkan agar program MBG dievaluasi secara menyeluruh. “Programnya tidak salah, tapi dapur MBG dan yayasan pelaksananya perlu dievaluasi,” ujarnya.

Sementara itu, terdapat laporan baru dari penelitian terkini yang menunjukkan bahwa program-program sosial seperti MBG seringkali harus menghadapi tantangan dalam pelaksanaannya. Masalah kualitas makanan, koordinasi logistik, dan transparansi pembiayaan menjadi faktor kunci yang memengaruhi suksesnya program ini. Studi kasus di daerah-daerah lain menunjukkan bahwa involvemen aktif masyarakat dan pengawasan yang ketat dapat mengurangi masalah seperti yang dialami di Cineam.

Dari sisi praktis, program MBG memiliki tujuan yang mulia yaitu meningkatkan kesehatan anak-anak melalui akses makanan bergizi. Namun, kesalahan dalam pelaksanaan bisa mengakibatkan efek negatif berikutnya. Hal ini mengingatkan kepada semua pihak terkait untuk melakukan refleksi dan peningkatan dalam manajemen program ini. Tidak cukup hanya memberikan makanan gratis, tetapi juga penting untuk memastikan kualitas dan kebermanfaatan dari program tersebut.

Jadi, mari kita berperan aktif dalam memantau dan mendorong program-program sosial agar sesuai dengan harapan. Setiap langkah kecil dapat membuat perbedaan besar bagi generasi masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan