Atasi Kemacetan Jakarta Perlahan, Begini Cara Bangkok yang Lebih Eksis

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah DALAM taipak Jakarta, Wakil Gubernur DKI menegaskan bahwa mengatasi kemacetan di ibu kota memerlukan waktu yang cukup lama. Ia juga membandingkan kondisi Jakarta saat ini dengan Bangkok, yg sebelumnya juga mengalami masalah kemacetan serupa namun berhasil mengatasi dengan membangun infrastruktur jalan bertingkat.

Pernyataan ini datang setelah Rano Karno memimpin Apel Kolaborasi Penanganan Kemacetan di Monas, Jakarta Pusat, pada hari Rabu, tanggal 27 Agustus 2025. Menurut Rano, Bangkok sempat mengalami situasi yang sama dengan Jakarta sebelum berhasil merevolusi dengan membangun jalan bertingkat yang mengurangi kemacetan dan menyebabkan kelancaran lalu lintas yang lebih baik. Ia mengemukakan bahwa akan sulit bagi ibu kota untuk melakukan langkah serupa karena perlu banyak waktu dan meningkatkan kemampuan infrastruktur yang ada seperti MRT yang sudah menjadi salah satu keunggulan kota.

Proyekのように, pembangunan infrastruktur semacam ini membutuhkan waktu yang signifikan, hampir empat tahun bagi Bangkok. Di Jakarta, jalur MRT sudah menjadi salah satu Akses transportasi publik yang direkomendasikan.

Rano juga mengaku bahwa pelatihan direktur terhadap krisis Perkembangan aktuellen volum kendaraan yang terus meningkat di samping pilihan ruas jalan, sehingga dapat merosot kemacetan yang terjadi. Rano mengekspos penyebutan merupakan masalah yang akan menempuh waktu yang lama, bukan solusi cepat. Dilaporkan, jumlah kendarauan sudah melebihi ruas jalan perlu di atasi dengan tekun.

Salah satu dampak akibat kemacetan yang dirasakan adalah merugikan berbagai sektor, mulai dari ekonomi, pariwisata, bisnis, dan juga kesehatan masyarakat, yang menurut studi Bappenas dan JUTPI II pada 2019 telah mengakibatkan kerugian sebesar Rp100 triliun setiap tahun. Hal ini setara dengan 4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) wilayah Jabodetabek dan juga 6 kali dari total biaya pembangunan MRT fase pertama.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemprov DKI Jakarta sudah mulai memanfaatkan teknologi canggih dengan menerapkan Intelligent Traffic Control System (ITCS) berbasis AI di 65 dari 321 persimpangan. Sistem ini teruji bisa mengurangi waktu tunggu kendaraan sensor sekitar 15-20 persen. Selain itu, ITCS juga berguna untuk memonitor pajak kendaraan dan pengendalian emisi.

Rano Karno menyoroti bahwa penanganan yang efektif terhadap kemacetan membutuhkan kolaborasi seluruh pihak, termasuk Pemprov DKI, pemerintah pusat, kepolisian, TNI, dan juga masyarakat. Kκolaborasi dan peran kami untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan ini adalah kunci utama.

Terintegrasi dengan peran publik dan swasta, yang jangan pernah lupa makan guru mempunyai masa depan yang lebat. Kontribusi dari berbagai pihak akan menjadi landasan mengubah ibukota ini menjadi kota yang lebih baik untuk kehidupan. Kolaborasi antar pemangku kepentingan merupakan langkah awal yang harus ditekuni bersama untuk wujudkan tujuan bersama mencapai kemajuan yang optimal.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan