Sepsis: Penyebab Utama Kematian di Sukabumi, Bukan Cacingan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Anak berusia empat tahun di Sukabumi, Jawa Barat, dikabarkan mengalami kondisi serius akibat infeksi berat atau sepsis yang akhirnya mengakibatkan kematian. Kondisi kesehatannya semakin memburuk akibat kombinasi malnutrisi, stunting, dan meningitis tuberkulosis.

Menurut Agnes Kurniawan, Ketua Kolegium Parasitologi Klinik dan Guru Besar Parasitologi Universitas Indonesia dalam keterangan resmi dari Kementerian Kesehatan, kematian bayi ini bukan disebabkan oleh infestasi cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Malah, anak tersebut telah masuk rumah sakit dalam keadaan kesadaran yang menurun. Obat albendazol yang diberikan tidak langsung membunuh cacing, melainkan membantu migrasi cacing keluar tubuh.

Hasil pemeriksaan radiografi perut pada korban tidak menunjukkan adanya sumbat atau obstruksi usus yang bisa menyebabkan peritonitis. Pemeriksaan lebih lanjut mengungkap adanya infeksi pada sistem saraf pusat dan sepsis.

Sepsis adalah kondisi gawat darurat medis yang mengancam nyawa, timbul dari respons tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Ketika tubuh terinfeksi, sistem kekebalan berusaha membanting balik. Namun, terkadang sistem ini justru merusak jaringan dan organ tubuh dengan memicu peradangan berkelanjutan.

Keberadaan sepsis menjadi lebih berbahaya bagi anak-anak karena gejalanya sering kesulitan ditegakkan. Dokter perawatan intensif anak di Yale Medicine, Sarah Kandil, MD, menjelaskan bahwa gejala seperti demam pada anak bisa menyerupai penyakit lain, membuat diagnosis menjadi rumit.

Infeksi bakteri dalam aliran darah merupakan penyebab utama sepsis, yang dapat berawal dari kondisi seperti pneumonia atau radang usus buntu. Anak usia muda, khususnya di bawah satu bulan, mereka yang berdefisiensi imun, pasien kemoterapi, atau yang menggunakan alat intravena memiliki risiko tinggi terkena sepsis.

Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa deteksi dini sepsis masih sulit karena gejalanya mirip dengan penyakit lainnya. Pengembangan algoritma AI untuk menganalisis tanda vital pasien dalam waktu nyata sedang diuji di beberapa rumah sakit. Selain itu, kampanye pendidikan kepada orang tua tentang gejala awal sepsis diperlukan untuk mendorong deteksi lebih cepat.

Pada saat ini, upaya peningkatan akses obat-obatan antibiotik yang tepat dan canggih menjadi prioritas world health organization. Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka kematian akibat sepsis yang masih tinggi di berbagai negara berkembang.

Penanganan sepsis memerlukan tindakan cepat. Setiap menit berharga dalam mengelola infeksi dan mencegah kerusakan organ. Keterlibatan keluarga dan pengawasan kesehatan rutin dapat menjadi tengah pertahanan terkuat dalam menghadapi kondisi ini.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan