Perubahan yang Terjadi pada Tubuh Sesudah Seseorang Meninggal

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kematian adalah saat tubuh fisik berhenti berfungsi untuk menjaga kehidupan. Saat itu terjadi, seseorang menghembuskan napas terakhir, jantung berhenti berdetak, dan otak stop bekerja. Organ vital seperti ginjal dan hati pun tidak lagi berfungsi, memicu berhenti seluruh sistem tubuh.

Menurut Cleveland Clinic, setiap orang memiliki waktu kematian yang berbeda. Faktor seperti kesehatan, pengobatan, dan penyebab kematian mempengaruhi durasinya. Misalnya, henti jantung mendadak tanpa penanganan cepat bisa menyebabkan kematian dalam hitungan menit. Sedangkan pada penyakit kronis, proses kematian bisa berlangsung mingguan atau bahkan bulanan.

Penyakit umum seperti jantung, paru kronis, dan kanker sering menjadi penyebab kematian. Perawatan medis untuk kondisi ini tidak hanya menunda kematian, tetapi juga memperpanjang proses sekarat, membuat tanda-tanda mendekatnya kematian lebih mudah teramati.

Saat kematian terjadi, semua fungsi vital tubuh berhenti. Jantung tidak lagi berdetak, napas terhenti, dan otak stop aktif. Beberapa riset menunjukkan bahwa aktivitas otak bisa bertahan beberapa menit setelah kematian, namun tidak berhubungan dengan kesadaran.

Tanda-tanda kematian antara lain:

  • Tidak ada denyut nadi.
  • Napas terhenti.
  • Refleks tidak merespons pemeriksaan.
  • Pupil mata tidak bereaksi pada cahaya.

Setelah kematian, tubuh mengalami perubahan alami. Proses ini cenderung cepat, hanya membutuhkan beberapa hari.

Pertama, otot menjadi rileks, melepaskan tekanan pada usus dan kandung kemih. Beberapa orang mungkin buang air besar atau kecil saat meninggal. Kulit terlihat kendur, menonjolkan struktur tulang di bawahnya. Suhu tubuh turun sekitar 0,8 derajat celcius per jam.

Gravitasi menarik darah ke bagian bawah tubuh, membuat kulit pada area tersebut tampak merah keunguan.

Kekakuan tubuh, atau rigor mortis, biasanya dimulai dari wajah dan leher. Kemudian måncul ke batang tubuh, tangan, kaki, hingga ujung jari.

Beberapa hari setelah kematian, jaringan tubuh mulai terurai, menyebabkan bagian tubuh yang kaku kembali lembut.

Pesawat otak yang terlibat dalam regulasi pernapasan dan detak jantung menghentikan aktivitasnya saat kematian. Hal ini mengakibatkan kehilangan fungsi vital tubuh. Tubuh kemudian mengalami serangkaian perubahan fisik yang dapat diamati dalam hitungan hari.

Selain perubahan fisik, tubuh juga mengalami perubahan kimiawi. Sel mula melepaskan enzim yang memecah jaringan tubuh. Proses ini memicu pembusukan, dimulai dari otot dan organ dalam.

Menurut World Health Organization, penyakit jantung tetap menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Upaya pencegahan dan pengobatan awal sangat krusial untuk mencegah kematian mendadak.

Studi kasus menunjukkan bahwa penanganan cepat pada henti jantung bisa meningkatkan peluang selamat. Teknik CPR yang benar dan defibrilasi cepat dapat memulihkan detak jantung.

Mengatur kehidupan kita mengetahui bagaimana proses kematian terjadi. Mengetahui tanda-tanda dan pengaruhnya dapat membantu kita mempersiapkan diri dan menghargai setiap momen.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Satu pemikiran pada “Perubahan yang Terjadi pada Tubuh Sesudah Seseorang Meninggal”

  1. Wah, judulnya serem banget, tapi penasaran juga sih. Jadi intinya, kalau udah meninggal, mending langsung masuk peti aja ya daripada ngalamin semua itu? Kira-kira ada tips biar prosesnya lebih… nyaman nggak ya?

    Balas

Tinggalkan Balasan