Di kota Kota Besar, mantan pemimpin Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, di dalam bangunan putih yang ikonik. Dalam pertemuan tersebut, Trump berbicara tentang kepemimpinan Kim Jong Un dari Korea Utara, apakah yang dilakukan?
Trump mengungkapkan keinginannya untuk bertemu kembali dengan Kim Jong Un sepanjang tahun ini. Pernyataan ini dibuat saat dia melakukan diskusi dengan Lee Jae Myung, yang dikenal memiliki pandangan yang hati-hati yang berbeda dengan gaya kepemimpinan Trump. Menurut laporan dari AFP, pertemuan antara kedua pemimpin tersebut berlangsung dengan nuansa yang tidak nyaman.
Beberapa jam sebelum kunjungan resmi pertama Lee Jae Myung ke Gedung Putih, Trump menggunakan jejaring sosial untuk mengkritik kejadian yang disebutnya sebagai “Pembersihan atau Revolusi” di Korea Selatan. Setelah pertemuan yang berlangsung selama 40 menit di Ruang Oval, Lee memuji Trump dengan sangat, tetapi pujian tersebut segera ditepis oleh Trump dengan berkata, “Saya yakin ini hanya kesalahpahaman, karena ada sebuah rumor yang beredar,” kata Trump menurut laporan AFP, Selasa (26/8/2025).
Trump bahkan menyatakan bahwa dia setuju dengan pendapat Korea Utara tentang Lee. Menurutnya, Lee merupakan pemimpin progresif yang lebih condong pada diplomasi daripada tindakan konfrontatif.
Ternyata, Trump sangat menyukai hubungan baik dengan Kim Jong Un, pendayangnya dia mengaku lebih mengenalnya daripada siapapun lainnya, kecuali saudara perempuan Kim. “Saya pasti akan bertemu dengannya lagi. Saya sangat antusias dengan kembali bertemu. Dia sangat baik kepada saya,” ujar Trump kepada para wartawan, sambil menambahkan keinginannya untuk menyelesaikan negosiasi sebelum akhir tahun.
Trump dan Kim Jong Un telah bertemu sebanyak tiga kali sebelumnya. Di salah satu pertemuan, Trump bahkan mengaku “jatuh cinta” dengan Kim, meskipun hubungan ini tidak menghasilkan kesepakatan jangka panjang. Setelah itu, Kim menjadi lebih yakin, terutama dengan dukungan Rusia dalam konteks perang di Ukraina, dimana ribuan pasukan Korea Utara dikirim untuk berperang.
Korea Utara tetap teguh pada keputusan kunjungannya dan menolak untuk berunding tentang pengrusakan program senjata nuklir.
Dalam dunia diplomasi yang dinamis, keinginan Trump untuk bertemu kembali dengan Kim Jong Un mungkin menandakan upaya untuk memulihkan hubungan yang telah memudar. Sementara itu, posisi Korea Utara tetap kuat, menolak untuk mengorbankan program nuklir mereka. Masih sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi, tetapi satu hal yang pasti: hubungan internasional terus menjadi arena perjuangan politik yang kompleks.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.