Pembangunan Pembangkit Listrik Nuklir Dibocorkan oleh Pemerintah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah telah menetapkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai upaya untuk memastikan pasokan energi yang stabil, ramah lingkungan, dan harga yang terjangkau. Jisman P Hutajulu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menjelaskan bahwa pengembangan teknologi nuklir akan lebih mudah jika masyarakat mengakui keberadaannya, regulasi telah siap, dan teknologi sudah matang. Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang baru saja disetujui DPR RI, energi nuklir dijadikan sebagai salah satu komponen penting dalam sistem energi negara.

Dokumen Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034 telah menyertakan rencana pembangunan dua unit PLTN, masing-masing dengan daya listrik 250 MW. Namun, proses pembangunannya harus dilakukan dengan hati-hati. Diperlukan regulasi yang jelas, pembentukan organisasi Nuclear Energy Program Implementing Organization (NEPIO), dan peran aktif dari BUMN untuk memastikan pengelolaan tetap berada di tangan negara.

Evy Haryadi, Direktur Teknologi, Enjiniring dan Keberlanjutan PLN, mengemukakan bahwa energi nuklir menjadi solusi terbaik untuk menyelesaikan trilema energi. Menurutnya, PLTN menghasilkan listrik stabil seperti pembangkit berbahan batu bara, namun dengan biaya produksi yang lebih rendah dan dampak lingkungan yang lebih minimal. “PLTN memenuhi semua kriteria trilema energi yakni andal, bersih, dan terjangkau,” katanya.

Syaiful Bakhri, Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengklarifikasi bahwa pengelolaan limbah nuklir lebih efisien dibandingkan dengan pengelolaan sampah rumah tangga, seperti di Bantar Gebang. “Limbah nuklir dari PLTN dengan usia 40 tahun hanya memerlukan area penyimpanan sebesar ruangan ini,” jelas Syaiful. Dia juga menjelaskan bahwa hanya sekitar 5% bahan bakar nuklir yang habis terpakai, sementara 95% sisanya masih dapat diberikan manfaat, termasuk untuk reaktor lain, kebutuhan medis, industri, dan iradiasi pangan. “Dengan mendaur ulang 95% bahan bakar nuklir, kita dapat mencapai kemandirian energi yang sepenuhnya.”

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara telah mengeksplorasi teknologi nuklir sebagai sumber energi alternatif yang lebih bersih. Studi menunjukkan bahwa penggunaan energi nuklir dapat mengurangi emisi karbon hingga 50% dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Dengan demikian, investasi dalam PLTN bukan hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga penting untuk keberlanjutan lingkungan.

Pemerintah harus berkoordinasi dengan berbagai stakeholder untuk memastikan implementasi PLTN dilaksanakan dengan baik. Pendidikan masyarakat tentang keamanan dan manfaat nuklir juga penting agar dukungan sosial dapat diperoleh. Dengan demikian, Indonesia dapat melangkah maju menuju kemandirian energi yang lebih baik.

Setiap langkah yang dilakukan dalam pembangunan PLTN harus dipertimbangkan dengan matang. Manfaatnya tidak hanya dalam hal pasokan energi yang stabil, tetapi juga dalam pengelolaan limbah yang efisien dan keberlanjutan lingkungan. Dengan teknologi yang matang dan regulasi yang jelas, Indonesia akan mampu menjadi negara yang mandiri dalam sektor energi. Mari kita dukung dan ikut serta dalam upaya ini untuk masa depan yang lebih cerah.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan