Obat cacing menjadi tren terserap generasi muda, ini pernyataan guru besar farmasi UGM

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kasus kematian anak di Sukabumi karena serangan cacing memperparah kekhawatiran masyarakat. Akibatnya, banyak orang mulai mencari berbagai obat antimykosis. Prof. Zullies Ikawati, ahli farmasi UGM, mengingatkan bahwa penggunaan obat cacing bukanlah hal yang wajib bagi semua kalangan. Orang yang memiliki kesehatan baik, lingkungan bersih, dan tidak menunjukkan gejala kecacingan tidak perlu terburu-buru mengonsumsi obat tersebut.

Menurut pakar, pemberian obat cacing secara rutin setiap enam bulan sekali diperlukan bagi anak-anak dan dewasa yang tinggal di daerah yang masih terpapar kasus kecacingan. Hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO dan Kementerian Kesehatan melalui program mass drug administration (MDA). Untuk kelompok risiko tinggi, seperti mereka yang berada di lingkungan dengan sanitasi buruk, pemberian obat cacing setiap bulan diperlukan. Hal ini karena telur cacing bisa bertahan lama di sekitar dan meningkatkan peluang infeksi ulang.

Prof. Zullies menjelaskan bahwa obat seperti albendazol 400 mg atau mebendazol 500 mg hanya dapat membunuh cacing dewasa saja. Obat ini tidak mampu menghancurkan telur atau larva baru yang mungkin masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, infeksi bisa terjadi kembali beberapa minggu atau bulan setelah pengobatan.

Prioritas pemberian obat cacing ditujukan pada beberapa kelompok tertentu. Anak prasekolah (1-5 tahun) lebih berisiko karena sering bermain di tanah tanpa alas kaki. Anak usia sekolah (6-14 tahun) menjadi target utama program pemberian obat di sekolah dasar. Wanita usia subur, termasuk ibu hamil trimester kedua dan ketiga, juga termasuk dalam kelompok risiko. Selain itu, orang dewasa yang bekerja di sawah, kebun, atau tambang, serta mereka dengan status gizi rendah, juga perlu diperhatikan. Orang yang tinggal di perkotaan dengan sanitasi baik dan kebersihan pribadi yang terjaga biasanya tidak perlu minum obat cacing setiap enam bulan. Namun, jika ada risiko tinggi atau gejala yang muncul, penggunaan obat tetap dianjurkan.

Dengan memahami sasaran dan jadwal yang tepat, pemberian obat cacing akan lebih efektif dalam mencegah malnutrisi, anemia, dan dampak jangka panjang akibat kecacingan.

Kasus kematian anak di Sukabumi telah menginspirasi Generasi Z untuk lebih waspada tentang kecacingan. Dengan pengetahuan yang lebih baik, mereka bisa menjaga kesehatan dengan lebih baik dan mengambil tindakan yang tepat saat diperlukan.

Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang serius, tetapi dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan yang tepat, kita bisa menguranginya. Jaga kebersihan, rawan pada gejala, dan konsultasi dengan ahli kesehatan merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan