Tren konsumsi obat cacing secara massal di kalangan generasi Z telah menimbulkan banyak diskusi. Hal ini dipicu oleh kasus tragis seorang anak di Sukabumi yang meninggal karena infeksi cacing. Banyak pengguna media sosial mengaku merasa khawatir dan memutuskan untuk mengonsumsi obat cacing secara preventif. Sejumlah narasi di TikTok, seperti salah satunya yang menyatakan, “Jangan lupa minum obat cacing setiap enam bulan sekali. Terakhir minum saat masih SD, sekarang umur 26 baru minum lagi,” menjadi viral.
Ahli parasitologi dari Universitas Indonesia, Prof Dr Dra Taniawati Supali, menjelaskan bahwa obat cacing yang sekarang banyak dibeli oleh generasi Z sebenarnya aman untuk dikonsumsi oleh orang dewasa, asalkan digunakan sesuai dengan petunjuk dan tidak berlebihan. Dia menekankan bahwa edukasi kepada orang tua tentang pemberian obat cacing pada anak-anak setidaknya setiap enam bulan adalah sangat penting. “Aman saja jika diminum dengan benar. Jika hanya satu kali saja tidak akan ada masalah, asalkan tidak berlebihan,” ungkap Prof Tania saat ditemui di Jakarta Pusat.
Selain itu, Prof Tania juga menegaskan bahwa di daerah dengan tingkat vaksinasi rendah, seperti kasus campak, seringkali terdapat penolakan terhadap pemberian obat cacing. Banyak orang tua, khususnya ibu, masih belum mengerti cara memberikan obat cacing dengan benar, bahkan ada yang memilih membuang obat tersebut.
Prof Zullies Ikawati, pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada, sepakat bahwa konsumsi obat cacing sebaiknya dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang tinggal di daerah dengan tingkat infeksi cacing yang tinggi. “Mengapa harus setiap enam bulan? Telur cacing dapat bertahan lama di lingkungan, sehingga risiko reinfeksi masih tinggi. Obat cacing seperti albendazol 400 mg atau mebendazol 500 mg efektif membunuh cacing dewasa, tetapi tidak mencegah telur baru masuk,” jelas Prof Zullies.
Ada beberapa kelompok yang harus mengonsumsi obat cacing secara rutin, yaitu anak usia prasekolah (1-5 tahun), anak usia sekolah (6-14 tahun), wanita usia subur, orang dewasa yang tinggal di daerah endemis dengan sanitasi buruk, dan populasi dengan status gizi rendah. Namun, bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan dengan sanitasi yang baik dan kebersihan pribadi terjaga, konsumsi obat cacing rutin tidak selalu diperlukan, kecuali jika ada risiko tinggi atau gejala yang muncul.
Tren ini juga telah menarik perhatian banyak pihak, terutama setelah kasus meninggalnya seorang bocah di Sukabumi akibat kecacingan. Hal ini menginspirasi banyak orang untuk lebih waspada terhadap masalah kesehatan yang terkait dengan infeksi cacing.
Data terbaru menunjukkan bahwa infeksi cacing masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di berbagai daerah, terutama di wilayah dengan sanitasi yang kurang optimal. Studi menunjukkan bahwa sekitar 25% anak di daerah terpencil masih rentan terhadap infeksi cacing. Pendidikan about kebersihan dan pemberian obat cacing secara rutin dapat mengurangi prevalensi kasus ini.
Studi kasus di beberapa desa menunjukkan bahwa program edukasi yang dirancang secara lokal dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberian obat cacing. Misalnya, di daerah X, prevalensi kecacingan berkurang hingga 40% setelah adanya kampanye edukasi dan pemberian obat gratis.
Infeksi cacing bukan hanya menyebabkan masalah kesehatan fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi kinerja kognitif anak, seperti konsentrasi dan kemampuan belajar. Hal ini membuat pencegahan infeksi cacing menjadi sangat penting bagi perkembangan anak.
Mengendalikan infeksi cacing membutuhkan upaya berkelanjutan. Selain pemberian obat, upaya sanitasi, pendidikan, dan pemantauan kesehatan rutin juga diperlukan. Dengan demikian, kita bisa memastikan bahwa generasi masa depan bebas dari masalah kesehatan yang dapat dicegah.
Konsumsi obat cacing secara bijak dan sesuai dengan petunjuk dapat menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan. Tidak hanya untuk generasi Z, tetapi juga untuk semua kalangan yang rentan terhadap infeksi cacing. Dengan meningkatkan kesadaran dan implementasi praktik kesehatan yang baik, kita dapat mengurangi risiko infeksi dan memastikan kesehatan yang optimal bagi semua.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.