46 Wilayah di Indonesia Melaporkan Kasus Campak Anomali, Berikut Daftarnya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Indonesia telah mengalamai sejumlah kasus campak yang mencapai angka 23 ribu hingga bulan Agustus tahun ini. Informasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) mengungkapkan bahwa 46 daerah telah mengalami kejadian luar biasa (KLB) terkait penyakit ini, termasuk di wilayah DKI Jakarta.

Dari jumlah tersebut, telah dilakukan pengujian terhadap 20 ribu sampel, dengan hasil konfirmasi 3.444 kasus positif campak. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine, MKM, menyampaikan dalam konferensi pers pada Selasa (26/8/2025) bahwa tingkat positif kasus mencapai 16,6 persen.

Dengan meningkatnya jumlah kasus suspek dan daerah yang terpengaruh, Kemenkes mengajak masyarakat, terutama orang tua dan pengasuh anak, untuk segera memperbarui imunisasi campak di fasilitas kesehatan, posyandu, atau puskesmas terdekat. Selain itu, disarankan untuk segera memeriksa anak atau anggota keluarga bila menunjukkan gejala seperti demam, bercak merah di kulit, batuk, pilek, dan mata merah.

Anak yang terdiagnosis campak harus diisolasi di rumah untuk mencegah penyebaran penyakit dan diberikan makanan bergizi seimbang guna meningkatkan ketahanan tubuh. Berikut adalah daftar 46 wilayah KLB di Indonesia:

  • Sumatera Utara:

    • Kota Medan
    • Deli Serdang
    • Tapanuli Selatan
    • Kota Tebing Tinggi
    • Padang Lawas
    • Dairi
    • Samosir
    • Tapanuli Tengah
    • Mandailing Natal
    • Kota Pematang Siantar
    • Padang Lawas Utara
  • Sumatera Barat:

    • Agam
    • Sijunjung
  • Banten:

    • Serang
    • Kota Tangerang Selatan
    • Kota Tangerang
    • Tangerang
  • DKI Jakarta:

    • Jakarta Barat
    • Jakarta Utara
  • Jawa Barat:

    • Garut
    • Cirebon
  • Jawa Tengah:

    • Banyumas
    • Kota Surakarta
  • DI Yogyakarta

  • Jawa Timur:

    • Sumenep
    • Pamekasan
    • Sampang
    • Bangkalan
    • Kota Surabaya
    • Jember
    • Sidoarjo
    • Lumajang
    • Probolinggo
  • Bali:

    • Karangasem
  • Gorontalo:

    • Boalemo
    • Pahuwato
    • Kota Gorontalo
  • Kalimantan Timur:

    • Kota Balikpapan
    • Kota Bontang
  • Kalimantan Utara:

    • Nunukan
  • Sulawesi Tengah:

    • Tojo Una Una
  • Sulawesi Selatan:

    • Maros
    • Gorontalo
    • Boalemo
    • Pahuwato
    • Kota Gorontalo

Studi kasus terkini menunjukkan bahwa imunisasi yang terlambat atau tidak terlaksana menjadi faktor utama peningkatan kasus campak. Infografis yang diterbitkan Kemenkes selama ini menunjukkan bahwa wilayah perkotaan dengan kepadatan penduduk tinggi lebih rentan terhadap penyebaran penyakit ini. Selain itu, pengawasan dan pelaporan dini di daerah terpengaruh dapat mengurangi dampak penyakit secara signifikan.

Pada era ini, ketelitian dalam melaksanakan imunisasi dan awalnya mengidentifikasi gejala pun menjadi kunci utama dalam memerangi penyakit ini. Waspada dan tanggap cepat bisa jadi perbedaan antara kesehatan keluarga yang terjamin atau terkena dampak penyakit yang bisa dihindari.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan