Fadli Zon Mengungkapkan Puisi "Untukmu Bung Tomo" yang Ditulis Sepuluh Tahun Yang Lalu

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon, mempertunjukan sebuah sajak bertajuk “Untukmu Bung Tomo” dalam acara Kesastran: Mempersembahkan 80 Tahun Indonesia yang digelar di Teater Besar Taman Ismail Marzuki. Lagu yang dihasilkan oleh Fadli sendiri pada 10 November 1985, ketika masa muda berusia 14 tahun.

Dalam perhelatan yang berlangsung Kamis (22/8), Fadli membagikan karya tersebut sebagai ungkapan penghormatan kepada Bung Tomo, tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang tiada di Tanah Suci pada tahun 1981. “Saya akan menyajikan puisi yang saya ciptakan sekitar empat dekade yang lalu, tepatnya pada 10 November 1985. Karya ini saya dedikasikan untuk mengenang seorang pejuang agung yang memiliki arti besar bagi bangsa ini. Beliau adalah Bung Tomo, yang wafat di Tanah Suci pada tahun 1981,” ucap Fadli dalam pernyataan tertulis, Sabtu (23/8/2025).

Berikut rangkaian puisi “Untukmu Bung Tomo” ciptaan Fadli.

bergema di angkasa
bergetar bumi Nusantara
bergelora di dalam dada
pekikan kemerdekaan membahana
waktu itu sepuluh Nopember di Surabaya
kau bangkitkan semangat yang hampir memudar
kau bangunkan patriot ke medan pengabdian
tetes-tetes darah menyirami bumi
ratap tangis calon ibu yang kehilangan putranya
di atas mayat-mayat bergelembung
mereka berkata…
Allahu Akbar! Merdeka atau Mati!

sekarang kau telah tiada Bapak kami
di tanah suci kau hembuskan nafas terakhir
dalam doa
tiada salvo
tiada bendera setengah tiang
tiada prosesi jenazah
semua diam, semua kelam

selamat jalan Bapak kami
dalam haribaan ibu Nusantara
kau telah terlepas dari penindasan
dari bumimu, yang penuh noda dan dosa

Melalui sajak ini, Fadli mengungkapkan harapannya agar semangat para pahlawan tetap hidup dalam jiwa generasi penerus, menguatkan semangat kebangsaan, dan mempersatukan perbedaan untuk Indonesia yang lebih baik.

Di penutupan pidatonya, Fadli menegaskan Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung dan membangun ekosistem sastra nasional. “Kementerian Kebudayaan akan terus memastikan sastra Indonesia terus hidup dan berkembang, menjadi elemen krusial dalam perjalanan bangsa menuju masa depan,” tutupnya.

Acara Kesastran: Mempersembahkan 80 Tahun Indonesia merupakan salah satu kegiatan dalam memanaskan suasana peringatan ulang tahun ke-80 Republik Indonesia. Kegiatan ini menjadi wadah untuk mengapresiasi para sastrawan dan penyair yang telah berjasa mengabadikan nilai-nilai kebangsaan lewat karya-karya mereka.

Karya sastra seperti ini mengingatkan kita tentang pentingnya mempertahankan semangat perjuangan. Bung Tomo bukan hanya nama, tetapi simbol keberanian dan kesetiaan pada tanah air. Untuk generasi muda, puisi ini menjadi tamasya berlatih memahami sejarah dan berdampak positif pada pembentukan karakter. Sastra tidak hanya ibarat hiasan, melainkan landasan jiwa bangsa. Jadi, mari kita bentuk Indonesia yang lebih unggul, mulai dari mengagungkan budaya dan membangkitkan semangat patriotisme di dalam hati.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan