Warga Kabupaten Tasikmalaya Kecewa dengan Jalan Rusak di Leuwipeusing Tanjungjaya yang Belum Diperbaiki

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Warga Desa Sukanagara, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, telah melangsungkan protes kreatif terhadap jalan yang rusak di kampung mereka. Mereka menggunakan poster dengan pesan tajam di dekat jalan yang rusak sebagai bentuk protes terhadap kepentingan pemerintah desa yang dianggap lamban dalam membaikinya. Pesan-pesan seperti “Selamat datang di objek wisata jalan butut ‘wahangan saat'” dan “Kampung Tertinggal 2025” tertera di poster tersebut, sebagai sindiran kepada pihak berwenang.

Sekitar gapura desa, warga juga menanam pohon pisang sebagai bentuk protes tambahan, menyampaikan frustrasi mereka terhadap pengabaian pemerintah desa terhadap kondisi jalan yang parah. Kepala Desa Sukanagara, Oih Sugianto, menjelaskan bahwa jalan di Kampung Leuwipeusing memiliki panjang 676 meter dan lebar 2 meter. Perbaikan jalan tersebut direncanakan pada tahap kedua pembangunan, dengan anggaran Rp 180 juta, meskipun belum ada jadwal pasti. Selain itu, pemerintah desa juga berencana memperbaiki jalan penghubung antara Desa Genteng dan Desa Sukasenang.

Warga Kampung Leuwipeusing, Heri (39), mengungkapkan bahwa jalan tersebut sudah rusak sejak sekitar 10 tahun yang lalu dan belum ada tindak lanjut yang jelas dari pemerintah desa. Heri juga memaparkan bahwa jalan yang rusak ini menjadi bahaya, terutama bagi pengendara sepeda motor yang sering tergelincir ketika hujan.

Meskipun pemerintah desa telah berencana untuk membaiki jalan, warga masih merasa kebingungan dengan keterlambatan tindakan tersebut. Protes ini menjadi refleksi terhadap keprihatinan warga yang sudah lama menunggu perbaikan jalan yang memang diperlukan. Dalam situasi seperti ini, penting bagi pemerintah desa untuk segera menanggapi kebutuhan warga agar kondisi jalan dapat segera diatasi.

Kondisi jalan yang rusak selama bertahun-tahun menunjukkan adanya keterlambatan dan ketidakadilan dalam alokasi dana. Warga telah menunjukkan kesabaran, tetapi tanpa tindakan konkret, protes seperti ini akan terus marak. Pemerintah desa harus segera mempercepat proses perbaikan agar warga dapat merasakan manfaatnya dan kondisi jalan menjadi lebih aman.

Kesimpulan, protes warga Desa Sukanagara mengingatkan pada pentingnya kommunikasi dan aksi cepat dari pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan tindakan tepat dan transparan, dapat membangun kepercayaan dan harmoni di antara pemerintah dan warga. Keberhasilan perbaikan jalan ini tidak hanya untuk kelancaran transportasi, tetapi juga sebagai tanda kekuatan kolaborasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah bersama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan