Semarang Siapkan Anak-Anak dalam Upaya Membangun Kota Ramah Anak

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Wali Kota Semarang, Agustina, mendengarkan aspirasi anak-anak mengenai pembangunan kota yang ramah terhadap mereka. Ini dilakukan agar kebutuhan anak Semarang terpenuhi secara optimal.

Agustina juga memotivasi para remaja agar berani bernafasu. Namun, ia menekankan bahwa kesuksesan itu tidak hanya bergantung pada impian semata, melainkan juga pada kesungguhan belajar, kerja keras, dan doa.

Perkataan Agustina tersebut diakumulkan saat Konferensi Anak, bagian dari perayaan Hari Anak Nasional 2025 di Gedung Kota Semarang, Jawa Tengah. Acara tersebut dihadiri oleh Veronica Tan, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

“Inilah moment yang luar biasa! Anak-anak baru kali ini diberi kesempatan untuk berbagi opini tentang pembangunan Semarang yang ramah bagi mereka. Kata-kata adalah doa, jadi setiap pesan yang kita sampaikan haruslah positif,” ungkap Agustina, Jumat (22/8/2025).

Beberapa isu yang disampaikan oleh anak-anak, seperti perundungan, pengakuan prestasi non-akademik, dan kebutuhan ruang bagi anak dengan disabilitas, dikemukakan langsung kepada Agustina.

Dalam tanggapannya, Agustina berjanji akan menyediakan beasiswa bagi anak-anak berprestasi dan membangun pusat kegiatan anak di setiab Cecamatan. Ia juga memuji Keysha, pendiri komunitas orang tua anak disabilitas, atas dedikasinya mendampingi anak-anak tersebut.

Agustina mengungkapkan bahwa Semarang saat ini sudah memiliki enam dari tujuh belas Rumah Inspirasi dan Rumah Bersama Indonesia di tingkat kecamatan, yang ditujukan untuk anak berkebutuhan khusus.

“Keysha adalah contoh inspiratif. Dia tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga rekan-sekolahnya. Inisiatif seperti ini harus kita dukung bersama,” ujarnya.

Veronica Tan menegaskan bahwa kehadiran pemerintah pusat dan daerah menunjukkan komitmen dalam memenuhi hak-hak anak. Ia menekankan pentingnya ruang publik yang nyaman dan ramah anak, termasuk fasilitas olahraga, seni, serta tempat bermain.

“Anak-anak membutuhkan lingkungan yang aman dari pengaruh negatif, seperti konten digital berbahaya,” katanya.

Veronica juga mengajak pemerintah daerah untuk mengembangkan pusat kegiatan anak yang inklusif. Selain itu, ia menyoroti program nasional seperti Makan Bergizi Gratis, Cek Kesehatan Gratis, dan Sekolah Rakyat, yang memerlukan kerjasama masyarakat.

“Tanpa kolaborasi dengan kalian, adik-adik, program-program ini tidak akan berhasil. Jadi, mari menjadi pelapor dan pelopor perubahan,” imbuhnya.

Veronica juga memperingati adanya guru yang meremehkan kasus perundungan dan mengajak untuk menggagas sistem yang mendukung prestasi non-akademik.

“Keberanian mengungkapkan prestasi, misalnya bernyanyi, harus diakui sebagai pencapaian yang layak,” katanya.

Konferensi Anak menjadi wadah penting untuk mendorong Semarang dan Indonesia memposisikan anak-anak sebagai pelaku pembangunan, bukan hanya sebagai objek.

“Kalian adalah generasi masa depan, generasi AI, dan generasi perubahan. Selain kecerdasan, kalian harus menyembunyikan hati dan nurani,” sambungnya.

Agustina telah menunjukkan komitmen serius untuk meningkatkan kesejahteraan anak di Semarang. Pelarii dari keberhasilan itu bukan hanya impian, tetapi juga karya keras kolaboratif. Teruskan untuk bisa mewujudkan mimpimu melalui tindakan konkrit, dan jangan lupa untuk selalu memanfaatkan teknologi dengan bijak, tidak terperangkap olehnya. Generasi muda adalah kunci perubahan—gunakan potensi kalian untuk membangun masa depan yang lebih cerah.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan