Wakil Ketua Komisi IV DPR, Alex Indra Lukman, mengemukakan pendapatnya mengenai pencapaian swasembada pangan, khususnya beras. Menurutnya, impor beras harus dihentikan untuk mewujudkan target swasembada. “Jika masih ada impor beras untuk tujuan manapun, itu berarti tujuan presiden dalam mencapai swasembada pangan gagal,” ungkapnya pada wartawan, Jumat (22/8/2025).
Selain itu, Alex menekankan pentingnya koordinasi antarkementerian dan lembaga terkait dalam merumuskan regulasi yang mendukung penyerapan dan distribusi beras. Dalam rapat dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Kepala Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani, dia mendorong penyelesaian segera terhadap permasalahan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang berbeda-beda berdasarkan kualitas.
Alex juga menegaskan bahwa penegakan hukum terhadap penjual beras di atas HET harus disesuaikan dengan realitas lapangan. Menurutnya, penentuan HET sebesar Rp12.000 per kg tidak sesuai dengan harga gabah Rp6.500 per kg yang dibayarkan oleh pabrik. “Jika sanksi pidana diterapkan, ini bisa menjadi beban bagi pelaku usaha dan mengganggu rantai pasokan,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa HET beras sebaiknya dijadikan sebagai indikator untuk pemerintah dalam menentukan intervensi pasar. “Ketika harga di atas HET, pemerintah bisa menyuntikan cadangan beras sebanyak 4 juta ton untuk menstabilkan pasar,” ujarnya. “Tidak ada pedagang yang akan berani melawan negara jika intervensi diterapkan dengan tepat.”
Sementara itu, untuk memperkuat strategi swasembada, pemerintah perlu membuat kebijakan yang tepat dan memanfaatkan stok cadangan dengan bijak. Hal ini tidak hanya menguntungkan konsumen tetapi juga memastikan kesinambungan produksi beras dalam negeri.
Terbaru, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2025 menunjukkan bahwa produksi beras nasional mencapai 57,4 juta ton, dengan Realisasi self-sufficiency ratio (SSR) beras mencapai 102,5%. Hal ini menunjukkan potensi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan beras sendiri, Namun, distribusi dan stabilitas harga tetap menjadi tantangan utama.
Dengan adanya dukungan regulasi yang jelas dan penegakan hukum yang tepat, Indonesia dapat lebih mudah mencapai swasembada pangan secara menyeluruh. Pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat perlu kerjasama erat untuk menjaga stabilitas pasokan pangan.
Myarakat diharapkan ikut serta dalam upaya swasembada pangan dengan mengonsumsi beras lokal dan mendukung produsen beras dalam negeri. Dengan semangat kerja sama, pencapaian swasembada tidak hanya menjadi target, tetapi réalité yang dapat diperjuangkan bersama.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.