Penaikan Tarif Sertifikat K3 di balik Punktir Pemerasan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menahan seorang pejabat tinggi Kementerian Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer atau Noel, dalam kasus tersangka pemerasan terkait pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Tim penyelidik menduga bahwa terjadi peningkatan tarif yang tidak wajar untuk proses sertifikasi tersebut. Biaya yang seharusnya hanya Rp 275 ribu, dapat naik hingga Rp 6 juta sebagai akibat langsung dari praktik pemerasan yang dilakukan oleh Noel dan rekan-rekannya.

Pengungkapan ini disampaikan oleh Ketua KPK Setyo Budiyanto. Dia menjelaskan bahwa para pekerja yang mengurus izin K3 terkena biaya tambahan yang tidak masuk akal. Metode pemerasan yang dilakukan meliputi pengenduran proses, penyulitan administrasi, dan bahkan penolakan permohonan bila tidak ada pembayaran tambahan. Hal ini mengakibatkan biaya yang far more tinggi dari tarif resmi. Menurut Setyo, jumlah tersebut bahkan melebihi dua kali lipat dari upah minimum harian rata-rata (UMR) yang diterima pekerja.

Pemerasan ini dilaporkan sudah berlangsung sejak tahun 2019. Selain Noel, beberapa orang lain juga terlibat dalam skema kejahatan ini. Total pendapatan tak sah yang dikumpulkan mencapai Rp 81 miliar, yang kemudian dialokasikan sebagai uang suap kepada pejabat terkait. Noel sendiri diduga menerima uang sebesar Rp 3 miliar pada akhir 2024. Selain itu, KPK telah menetapkan 11 tersangka lainnya. Mereka diidentifikasi sebagai pejabat maupun pihak perusahaannya yang menerima uang hasil korupsi ini.

Insiden yang dialami oleh para buruh ini menjelaskan betapa pentingnya kejelasan dan transparansi dalam proses administrasi. Pémerasan seperti ini bukan hanya berdampak finansial, tetapi juga membahayakan keselamatan mereka sendiri. Kasus ini mendorong agar sistem sertifikasi K3 diperketat agar jangan terjadi penindasan lainnya.

Haruskah kita menyalahkan seluruh sistem karena adanya beberapa pejabat yang korup? Atau kemungkinan kita bisa belajar dari kesalahan ini dan memastikan bahwa praktik sehat pada masa mendatang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan