Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia sedang memantau perkembangan kasus seorang warga negara asing (WNA) asal Kabupaten Belu, NTT, yang identik dengan Abel Bere alias ATB (33 tahun), yang meninggal akibat ditembak saat melakukan aktivitas berburu di wilayah perbatasan Timor Leste. Kemlu mengungkapkan bahwa Abel dan kelompoknya memasuki wilayah Timor Leste melalui rute tidak resmi tanpa melalui jalur imigrasi yang diakui.
Menurut informasi yang dilaporkan oleh Antara, Kemlu RI sedang bekerja sama dengan KBRI Dili, Polres Belu, serta Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI untuk menyelidiki lebih lanjut tentang peristiwa kematian warga Indonesia di Timor Leste. Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia dan Hubungan Bilateral (BHI) Kemlu RI, Judha Nugraha, menyatakan pernyataan tentang koordinasi ini pada hari Rabu, 20 Agustus 2025.
KBRI Dili telah menerima laporan terkait kematian warga Indonesia asal NTT di Sukai, Distrik Covalima, Timor Leste, pada tanggal 17 Agustus 2025. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan melalui koordinasi dengan Polres Belu dan Satgas Pamtas RI, diketahui bahwa pada 16 Agustus 2025, sekitar 20 WNI masuk ke hutan Fatumea, area Timor Leste, untuk berburu hewan liar seperti babi dan ayam hutan. Mereka melintasi perbatasan tanpa melalui jalur resmi dan tanpa pemeriksaan imigrasi, kemudian membagi diri menjadi empat kelompok.
Selama malam hari, terdengar bunyi tembakan, dan anggota kelompok tersebut kemudian berlari ke arah perbatasan Indonesia-Timor Leste. Sebelum berakhir, ternyata seorang WNI berinisial AB tidak kembali ke wilayah Indonesia. Para pencari kemudian menemukan jenazahnya pada hari berikutnya dengan luka tembak di tubuhnya dan dibawa ke Atambua.
Sayangnya, sejak AB menghilang, pihak keluarga dan teman tidak memberitahukan kejadian ini kepada pihak berwenang, baik di Indonesia maupun Timor Leste. Pengambilan jenazah juga dilakukan sendiri oleh keluarga. Penyidik juga mengalami kesulitan dalam melakukan otopsi karena keluarga menolak. “Jenazah sudah dimakamkan oleh keluarga,” demikian kata Judha. Tim Penyidik juga sudah mendatangi pihak otoritas Timor Leste untuk menanyakan informasi lebih lanjut.
Sementara itu, masyarakat Indonesia diimbau untuk tidak melakukan aktivitas berburu dengan menyeberangi perbatasan secara ilegal ke wilayah Timor Leste.
dampak dari kasus ini menunjukkan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap aktivitas lintas perbatasan. Perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara Indonesia dan Timor Leste dalam mengawasi wilayah perbatasan untuk mencegah kasus serupa di masa depan. Warga juga harus diajarkan tentang pentingnya mematuhi peraturan imigrasi dan melapor kepada otoritas terkait sebelum melakukan aktivitas di wilayah perbatasan. Dengan demikian, kasus seperti ini dapat dihindari, dan keselamatan warga canian ditahan.
Kasus ini juga mengingatkan kita tentang risiko yang ditimbulkan oleh aktivitas ilegal di perbatasan. Ketika seseorang memasuki wilayah lain tanpa mengikuti prosedur yang berlaku, mereka menjatuhkan diri pada keadaan yang tidak terkontrol dan berpotensi berbahaya. Selain itu, menolak kerjasama dengan otoritas dalam penyidikannya menimbulkan efek negatif pada proses pemecahan masalah. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti aturan dan berkoordinasi dengan aparat terkait agar keselamatan dan kenyamanan dapat dijaga.
Dalam kasus seperti ini, edukasi dan kesadaran masyarakat sangat krusial. Pemerintah sebaiknya melancarkan kampanye yang lebih intensif tentang peraturan lintas perbatasan dan bahaya yang dapat diakibatkan oleh aktivitas ilegal. Dengan peningkatan kesadaran ini, masyarakat akan lebih hati-hati dan bijaksana dalam melakukan aktivitas di dekat wilayah perbatasan. Di sisi lain, kekuatan aparat perbatasan juga perlu diperkuat untuk mencegah dan menangkapi kegiatan penyusupan atau pelanggaran perbatasan.
Kajian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus ini, seperti faktor socio-ekonomi, budaya, atau sistem pengawasan yang kurang optimal. Dengan pemahaman yang lebih dalam, langkah-langkah pencegahan dan pelucutan masalah dapat dirancang dengan lebih efektif. Perguruan tinggi dan lembaga penelitian juga dapat berperan aktif dalam menyelidiki dan memberikan solusi terbaik bagi pemerintah.
Bagi mereka yang mempunyai aktivitas di perbatasan, harus selalu memperhatikan prosedur imigrasi dan koordinasi dengan aparat terkait. Kehidupan di perbatasan bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan persiapan dan kesadaran yang baik, risiko dapat diminimalkan. Jangan pernah lalai dalam mematuhi peraturan, karena itu adalah langkah paling awal untuk menjaga keselamatan dan keselamatan kita semua.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.