Tikar Buatan Tangan dari Napi Lapas Cilacap Berhasil Ekspor ke Hong Kong, China

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tikar buatan narapidana dari Lapas Kelas IIB Cilacap berhasil dijual ke Hong Kong dan China, dengan jumlah kiriman mencapai 7.000 lembar. Karya tersebut terbuat dari daun pandan, dan pengelolaan produksinya dilakukan bersama dengan CV Rajasa Mas Jaya Cilacap. Program ini merupakan upaya untuk membina kemandirian bagi narapidana.

เพกาถี ใหม่ ดีกว่า “Synergy yang baik antara Lapas, pemerintah daerah, dan masyarakat telah terbukti melalui ekspor tikar ini. CV Rajasa Mas Jaya turut berperan aktif dalam memberikan kesempatan kepada warga binaan untuk menunjukkan produktivitas dan menghasilkan produk berkualitas. Ini bukan hanya tentang pembinaan, tetapi juga mengembangkan potensi mereka menjadi individu yang tangguh dan produktif,” kata Nanda Hakiki dari Subseksi Pembinaan dan Kegiatan Kerja, seperti diungkapkan di situs Direktorat Jenderal Permasyarakatan, Kamis (21/8/2025).

Kepala Lapas Cilacap, Efendi Johan, juga merayakan prestasi ini. Iapendapat ini merupakan tindak lanjut dari salah satu program Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, yang bertujuan meningkatkan daya gunanya narapidana dalam menghasilkan produk UMKM berkualitas. “Ini adalah bukti bahwa lapas tidak hanya tempat pembatasan, tetapi juga ruang untuk menciptakan nilai positif. Karya narapidana tidak hanya bisa bersaing di pasaran lokal, tetapi juga bisa diekspor.”

Produksi tikar pandan tidak hanya dilakukan di Lapas Cilacap, melainkan juga di Lapas Purwokerto, dengan kerjasama yang sama dengan CV Rajasa Mas Jaya. “Ekspor ini membuktikan bahwa narapidana memiliki daya saing. Lapas tidak hanya bertugas membatas, tetapi juga memberikan peluang untuk masa depan yang lebih baik,” ungkap Aliandra Harahap, Kepala Lapas Purwokerto.

Amalia dari CV Rajasa Mas Jaya merasa terkesan dengan hasil kerja narapidana. Meski pelatihan yang diberikan singkat, mereka mampu membuat produk yang memenuhi standar perusahaan. “Sangat menakjubkan melihat produktivitas warga binaan. Dengan latihan minimal, mereka telah menciptakan tikar yang sesuai ekspektasi kami. Ini memang luar biasa.”

Tikar pandan yang dihasilkan oleh narapidana tidak hanya menjadi bahan ajang kolaborasi antara Lapas dan CV Rajasa Mas Jaya, tetapi juga simbol bahwa transformasi positif tetap mungkin, bahkan di dalam lingkungan yang terbatas. Keberhasilan ini menginspirasi untuk terus mengembangkan program serupa, membuktikan bahwa setiap individu, termasuk narapidana, memiliki potensi yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan