Tiga Erupsi Gunung Semeru Tercatat Hari Ini, Letusan Mencapai 1 Kilometer

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Gunung Semeru, yang terletak di batas wilayah Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, telah mengalami empat kali erupsi pada pagi ini. Erupsi pertama tercatat pada pukul 00:45 WIB, meskipun visual letusan tidak dapat diamati. Saat laporan disampaikan, keberlangsungan erupsi masih terus terjadi.

Sebelumnya, pada pukul 05:31 WIB, teramati kembali letusan dengan kolom gas yang mencapai ketinggian sekitar 800 meter di atas puncak gunung, setara dengan 4.476 meter di atas permukaan laut. Kolom abu yang teramati berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas sedang, dialirkan ke arah barat daya. Erupsi tersebut masih berlangsung pada saat informasi tersebut diterima.

Diikuti dengan erupsi ketiga yang terjadi pada pukul 05:48 WIB, dengan kolom letusan mencapai 1 kilometer di atas puncak, atau 4.676 meter di atas permukaan laut. Kolom abu juga teramati berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas sedang ke arah barat daya. Erupsi masih terus terjadi saat laporan dibuat.

Gunung Semeru, yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, terekam untuk kali keempat erupsi pada pukul 06:58 WIB dengan kolom letusan sekitar 800 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Letusan ini tercatat dalam seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 150 detik.

Liswanto, dari Pos Pengamatan Gunung Semeru, menjelaskan bahwa status Gunung Semeru masih tetap pada Level II (Waspada). Oleh sebab itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan beberapa rekomendasi penting bagi masyarakat. Pengunjung dan penduduk di sekitar gunung dilarang melakukan aktivitas apapun dalam radius 8 kilometer dari puncak, terutama di wilayah tenggara sepanjang Besuk Kobokan. Selain itu, tidak diizinkan beraktivitas juga dalam radius 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan, karena potensi bahaya perluasan awan panas dan lahar bisa mencapai 13 kilometer dari puncak.

Masyarakat juga diingatkan untuk menghindari aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena risiko melesatnya batu pijar. Selain itu, diperhatikan potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sekeliling aliran sungai atau lembah yang alirannya berasal dari puncak Gunung Semeru, termasuk sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Bahkan, potensi lahar juga perlu diperhatikan di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik di Gunung Semeru telah meningkat secara signifikan selama tahun 2025, dengan erupsi yang lebih sering dan intensitas letusan yang lebih tinggi. peningkatan aktivitas ini dikaitkan dengan beberapa faktor, termasuk peningkatan aktivitas seismik di bawah permukaan dan perubahan dalam sistem magma. Spesialis vulkanologi menyebutkan bahwa perhatian yang lebih besar diperlukan untuk mengamati pergerakan magma dan gejala-gejala pra-erupsi, untuk membantu memprediksi potensi bahaya lebih akurat.

Menurut studi kasus pada Gunung Merapi di Yogyakarta, pengawasan yang teliti terhadap aktivitas vulkanik dan pengembangaan teknologi monitorungkin dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya potensial. Informasi yang jelas dan partisipasi masyarakat dalam upaya mitigasi bencana juga menjadi kunci untuk menyelamatkan nyawa manusia dan menghindari kerugian material yang berarti.

Gunung Semeru, dengan ketinggian dan aktivitas vulkanik yang dinamis, terus menjadi objek studi yang penting bagi para ilmuwan. Kejadian erupsi yang terjadi saat ini mengingatkan kita akan keberadaan kekuatan alam yangahoo tidak bisa dikendalikan. Mengingat risiko yang tinggi, sangat penting bagi semua pihak untuk patrul kesadaran dan siap beraksi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan