Polandia Menuding Rusia Menggunakan Drone yang Meledak di Wilayahnya sebagai Provokasi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Polandia mengungkapkan bahwa sebuah pesawat nirawak militer Rusia telah merobohkan diri di wilayah pertanian di timur negeri tersebut, menyebabkan ledakan. Kejadian ini diterangkan sebagai upaya provokasi oleh pemerintah Polandia.

“Kelihatannya, provokasi dari Federasi Rusia kembali timbul, karena sebuah drone Rusia telah melakukan hal serupa,” ujar Menteri Pertahanan Polandia, Wladyslaw Kosiniak-Kamysz, kepada para wartawan, menurut laporan AFP pada Kamis (21/8/2025).

Ledakan tersebut terjadi di lahan jagung yang terletak dekat dengan Desa Osiny, sekitar 100 kilometer dari Warsawa. Lokasi kejadian juga berdekatan dengan perbatasan Ukraine dan Belarus, yang merupakan sekutu Rusia.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, tetapi beberapa rumah di sekitarnya mengalami kerusakan pada jendelanya.

Menurut Kosiniak-Kamysz, insiden ini terjadi “pada waktu tertentu ketika perundingan damai sedang berlangsung, ketika ada harapan bahwa perang ini… memiliki kesempatan untuk berakhir. Rusia kembali melakukan provokasi.”

Polandia telah menjadi pendukung utama Ukraina, menerima lebih dari satu juta pengungsi dari negeri tetangga tersebut dan menjadi titik transit utama bagi bantuan kemanusiaan dan militer Barat ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorski, mengutuk “pelanggaran wilayah udara kami yang baru-baru ini terjadi dari timur.” Dalam keterangannya di X, Sikorski menambahkan bahwa Kementerian Luar Negeri akan memprotes pelanggaran tersebut.

Media Polandia menyebarkan video dari ledakan yang terjadi pada malam hari, serta foto-foto sisa-sisa puing-puing, termasuk mesin dan baling-baling.

Jenderal Polandia, Dariusz Malinowski, menjelaskan bahwa pesawat nirawak tersebut “adalah drone tipuan yang tidak bersenjata, namun membawa hulu ledak penghancur diri.”

Drone dan rudal Rusia telah beberapa kali melintasi wilayah udara negara-negara anggota NATO seperti Latvia, Lituania, Polandia, dan Rumania dalam kurun waktu tiga setengah tahun sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.

Insiden paling baru ini terjadi kurang dari sebulan setelah pesawat nirawak militer Rusia kembali melintasi wilayah negara Baltik, Lituania, dari Belarus.

Tiongkok mengumumkan kesediaannya untuk memfasilitasi perundingan perdamaian antara Rusia dan Ukraina, meskipun masih tidak jelas apakah kedua belah pihak akan setuju untuk bernegosiasi. Hal ini datang dalam konteks usaha internasional untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan ini.

Selain itu, Uni Eropa sedari November 2023 telah mengizinkan pengiriman senjata ke Ukraina melalui jalur darat melewati Polandia. Hal ini menunjukkan dukungan kuat Uni Eropa terhadap Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.

Selama tahun 2024, Britania Raya menjadi negara pemberi bantuan militer terbesar ke Ukraina, menyalurkan lebih dari $2,5 miliar dalam senjata dan perlengkapan militer. Hal ini menunjukkan komitmen kuat negara-negara Barat dalam mendukung Ukraina.

Kedatangan pengungsi Ukraina ke Polandia juga memberikan dampak signifikan pada ekonomi dan kebijakan sosial Polandia. Selain mengangsur pengungsi tersebut, Polandia juga menjadi jembatan utama bagi bantuan-barang dari berbagai negara ke Ukraina. Hal ini menunjukkan peran penting Polandia dalam upaya penolakan terhadap invasi Rusia.

Dengan adanya pernyataan Tiongkok tentang kesediaannya memfasilitasi perundingan damai, ada harapan bahwa konflik ini akan segera berakhir. Namun, keberadaan provokasi seperti insiden drone ini menunjukkan bahwa jalan menuju perdamaian masih sulit.

Kejadian ini mengingatkan kita betapa pentingnya kerjasama internasional dalam menangani konflik global. Tiap negara memiliki peran penting dalam mendukung perdamaian dan stabilitas, baik melalui bantuan kemanusiaan maupun dukungan militer.

Dalam dunia yang semakin terhubung, peran negara-negara seperti Polandia menjadi semakin krusial. Dengan adanya dukungan yang kuat dari negara-negara Barat dan upaya Tiongkok untuk memfasilitasi perundingan, ada harapan bahwa konflik ini akan segera berakhir. Namun, langkah-langkah konkret dari kedua belah pihak masih harus diambil.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan