Nenek 90 tahun di Tasikmalaya tinggal sendirian bersama anak tunanetra

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di desa Ujung Sari, RT2 RW 17, Kelurahan Cipedes, Kota Tasikmalaya, terdapat sebuah rumah kecil berukuran dua kali tiga meter. Dindingnya sudah rusak, atapnya berlubang, dan teras rumahnya pecah. Tempat ini menjadi rumah bagi Mak Elem (90) dan anak tunggalnya, Jua (70), yang buta. Mereka sudah menetap di sana selama sepuluh tahun, meskipun rumah dan tanah tersebut bukan milik mereka.

Mak Elem pindah ke tempat itu ketika suaminya masih hidup. Sekarang, suaminya sudah meninggal, namun karena usianya yang lanjut, dia sudah lupa kapan suaminya pergi dan dimana mereka tinggal sebelum pindah ke sini. Yang pasti menurutnya, tempat tinggal sebelumnya masih di Kota Tasikmalaya.

Ketika Radar mengunjungi rumahnya pada Rabu, 20 Agustus 2025, Mak Elem keluar dari kamar tidur dengan langkah yang sangat hati-hati. Tubuhnya lemah dan sakit sendi yang sedang kambuh membuatnya harus berjalan pelan.

“Saya sudah tidak punya apa-apa lagi, hanya rumah ini. Meski rusak, ini tetap tempat tinggal untuk saya dan anak,” ungkap Mak Elem (90) dengan nada lemah ketika ditanya tentang rumahnya.

Dari luar, rumah itu terlihat sangat rusak. Beberapa cabang kayu di bawah rumah mulai miring, sebagian dinding sudah pecah dan tidak ditutup. Langit-langit rumah juga berlubang, sehingga cahaya tertatah dari bagian atas.

“Kalau tidak hujan, rumah ini panas sekali. Tapi kalau hujan disertai angin, air suka masuk, harus pakai ember ini untuk menampungnya. Saya sabar karena tidak ada lagi rumah selain di sini,” katanya.

Mak Elem sangat ingin memperbaiki rumahnya. Namun, karena bukan keluarga yang memiliki properti tersebut, mereka tidak bisa membuat perubahan. Saat ini, dia tinggal bersama anaknya, Jua (70), yang buta dan juga sakit jantung.

Selain kondisi fisik yang menurun, mereka juga menghadapi tantangan finansial dan sosial yang mempengaruhi kualitas hidupnya. Studi kasus seperti ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan sosial dan akses ke perumahan yang layak bagi masyarakat lansia, terutama mereka yang memiliki keterbatasan fisik dan sosial.

Salah satu langkah yang bisa diambil adalah peningkatan kemampuan akses kepada layanan kesehatan dan dukungan sosial bagi lansia. Program-program pemerintah yang berfokus pada perbaikan rumah-rumah milik masyarakat rentan juga dapat memberikan dampak positif. Selain itu, pendidikkan masyarakat tentang pentingnya perawatan lansia dan dukungan keluarga juga perlu diperkuat.

Tak hanya itu, dukungan dari masyarakat dan organisasi nirlaba juga sangat penting. Banyak organisasi yang berfokus pada pemulihan rumah-rumah bagi masyarakat rentan, seperti lansia atau mereka yang kurang mampu. Dengan bantuan dari berbagai pihak, kondisi seperti yang dialami Mak Elem dan Jua dapat diatasi.

Kondisi seperti ini juga mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas dan kemanusiaan. Bersama-sama, kita bisa membuat perubahan positif dalam masyarakat. Dan ingat, setiap tindakan kecil bisa membuat perbedaan besar bagi mereka yang membutuhkan.

Mak Elem dan Jua mungkin tinggal di rumah yang rusak, tetapi semangat mereka untuk bertahan dan berharap akan hari yang lebih baik menunjukkan betapa kuatnya semangat manusia. Dengan dukungan yang tepat, mereka bisa menikmati kehidupan yang lebih nyaman dan layak.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan